Hujan bom kembali menghancurkan sejumlah lokasi di Somalia. Padahal di saat yang sama, Dubes AS di Kenya sedang bertemu dengan Syaikh Syarif Syaikh Ahmad yang menjadi pemimpin Dewan Pelaksana Mahakim Islamiyah Somalia.
Para petinggi AS mengatakan, pasukan AS memang telah melakukan serangan udara kedua kalinya di bumi Somalia.
Serangan udara militer AS kedua yang dilakukan di Somalia, berdalih menargetkan sejumlah lokasi persembunyian para pejuang Al-Qaidah di Timur Afrika. “Serangan kami bertujuan untuk menghancurkan basis teroris di Timur Afrika, ” ujar seorang pejabat militer AS yang menolak disingkap jati dirinya seperti dilansir Kantor Berita Prancis. (23/1).
Namun demikian, seorang petinggi militer lainnya mengatakan kepada Reuters, “Serangan udara ini ditujukan kepada para pejuang yang berafiliasi kepada Mahakim Islamiyah. Memang ada juga yang mengatakan sasarannya adalah anggota jaringan Al-Qaidah. ”
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS di Pentagon tidak tegas menyatakan setuju atau tidak atas berita penyerangan yang dilakukan militer udara AS dengan menggunakan jet tempur EC-130 beberapa waktu lalu. Dalam keterangannya kepada pers, Bryan Wytman yang menjadi jubir Pentagon mengatakan, “Akan ada waktu sendiri di mana saya bisa menyampaikan sikap tentang aksi aksi militer. Dan ada waktunya sendiri saya tidak bisa menyampaikan komentar apa-apa. ”
Pada serangan udara pertama militer AS, mereka mengklaim telah menewaskan lebih dari orang pejuang Al-Qaidah. Sementara penduduk lokal melaporkan korbannya adalah rakyat sipil berjumlah lebih dari 30 orang.
Serangan udara AS bertepatan dengan bertemunya Dubes AS di Kenya Michael Ranbeger dengan Syaikh Syarif Syaikh Ahmad yang menjadi pimpinan Mahakim Islamiyah Somalia. Mereka bertemu di salah sebuah hotel di Nairobi. Tentang pertemuan itu, Menlu Condoleezaa Rice mengatakan, “Saya yakin bahwa masalahnya di sini lebih sederhana untuk bisa memahami keinginan Syaikh Syarif dengan lebih baik dan bisa melakukan jembatan dialog. ” (na-iol)