Tidak seperti negara-negara Eropa lainnya yang mulai terbuka dengan industri keuangan syariah, Jerman masih takut untuk menerima konsep ekonomi syariah di negaranya. Padahal di tengah krisis ekonomi yang melanda dunia sekarang ini, negara-negara Barat mulai mengkaji dan melirik konsep syariah untuk diterakan dalam sistem perekonomian mereka.
Menurut Presiden Institute for Islamic Banking and Finance di Frankfurt, Zaid el-Mogaddedi, Jerman terutama para politisinya masih bersikap hati-hati dengan segala hal yang berhubungan dengan syariah Islam. Mereka menuding sistem ekonomi syariah rapuh dan terkadang kurang transparan.
Survei Deutsche Bank tahun 2007 menyebutkan bahwa industri keuangan Islam berdasarkan pada perdagangan komoditas yang dilakukan lewat perantaran sehingga tidak bisa dipercaya. Sedangkan menurut peneliti keuangan Islam dan Presiden Universitas Philipps di Marburg, Volker Nienhaus, minimnya investasi pengusaha-pengusaha Muslim di Jerman menjadi salah satu faktor tidak berkembangnya industri keuangan syariah di negeri itu.
"Tidak seperti di Inggris, tidak banyak keluarga-keluarga kaya dari kawasan Teluk yang menetap di Jerman," kata Nienhaus.
Ia mengatakan mayoritas Muslim Jerman yang kebanyak asal Turki, juga menyimpan uangnya di bank-bank konvesional. Saat ini ada sekitar 3,2 juta Mulism di Jerman dan lebih dari setengahnya keturunan Muslim Turki.
Meski di Jerman sendiri industri keuangan syariah belum ada, beberapa bank Jerman di luar negeri sudah menawarkan produk-produk yang berbasiskan syariah. Deutsche Bank misalnya, sejak tahun 2005 sudah menyediakan produk sukuk atau surat obligasi negara syariah, bekerjasama dengan bank-bank Saudi. Di Bahrain, Dresdner Kleinwort, anak perusahaan Dresdner Bank juga sudah mengeluarkan produk yang sama sejak tahun 2007. Investasi-investasi dari negara Arab di Jerman, kebanyakan ditanamkan di sektor properti, bukan di industri keuangan.
Industri keuangan syariah kini mulai tumbuh hampir di seluruh dunia. Saat ini sudah ada sekitar 300 bank dan institusi keuangan Islami di seluruh dunia dengan pertumbuhan asset diperkirakan akan mencapai 1 triliun dollar pada tahun 2013 mendatang. (ln/iol)