Pemerintah Jerman menghibahkan dana masing-masing sebesar 5,7 juta USD pada lima universitas di negeri itu untuk membiayai program teologi Islam. Program ini oleh sebagian besar masyarakat Jerman dinilai sebagai perubahan paradigma negara itu terhadap eksistensi agama Islam yang sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jerman.
Eksitensi Islam di Jerman belakangan menjadi perdebatan. Presiden Jerman Christian Wulff dalam pidato perayaan 20 tahun reunifikasi Jerman mengatakan bahwa "Islam adalah bagian dari negara Jerman". Pernyataan itu ditanggapi negatif oleh Menteri Dalam Negeri Hans-Peter Friedrich yang mengatakan bahwa pernyataan Wulff tidak didukung oleh sejarah.
Politisi lainnya, Horst Seehofer menambagkan bahwa Jerman adalah negara yang berakar pada keyakinan Yudeo-Kristen yang tidak sejalan dengan agama Islam dan "lingkup budaya" lainnya.
Faktanya, Islam terus berkembang di Jerman. Kebanyakan Muslim Jerman adalah orang-orang Turki yang hijrah ke Jerman. Laporan pemerintah menyebutkan sekira 4,3 juta Muslim Jerman adalah keturunan Turki.
Sejumlah organisasi Muslim menyambut positif dukungan pemerintah Jerman terhadap program-program studi Islam yang diselenggarakan di universitas-universitas. Mereka menilai kebijakan itu sebagai langkah pemerintah untuk memperlakukan Muslim sama dengan kelompok penganut agama lainnya.
"Kami melihat ini sebagai langkah awal upaya mengintegrasikan Islam ke tengah masyarakat Jerman," kata said Erol Pürlü, juru bicara Dewan Kordinasi Muslim Jerman yang membawahi sejumlah ormas Islam di Jerman. (kw/WSJ)