Jenggot dan Jilbab di Larang di Xinjiang China

uighur1Pihak berwenang di provinsi Xinjiang menawarkan hadiah uang tunai kepada para informan yang melaporkan bila tetangga mereka ada yang  memakai jenggot , media pemerintah China melaporkan .

” Uang Insentif itu disediakan untuk Muslim Uighur di bagian selatan , ” ujar Alim Seytoff , juru bicara kelompok advokasi hak asasi  Kongres Uighur Dunia ( WUC ) , mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Jumat, 25 April.

” Mereka sangat miskin . Uang itu digunakan sebagai  insentif untuk mengkhianati sesama Muslim Uighur  dengan imbalan mendapatkan beberapa keuntungan finansial . ”

Imbalan uang yang disediakan dengan jumlah mulai dari 50 hingga  50.000 yuan (Rp 100,000 sampai Rp 100,000,000,- ) untuk jasa informan yang melaporkan tetangga mereka yang memelihara janggut , Global Times mengatakan pada hari Kamis .

Pihak Berwenang Xinjiang juga telah meluncurkan kampanye yang berlabel Project Beauty , kampanye itu  mencoba untuk mencegah penduduk setempat mengenakan kerudung / jilbab di kalangan wanita Uighur , dan agar wanita wanita muslimah tersebut memperlihatkan kecantikannya di depan umum.

“Apa yang sangat mengkhawatirkan [ adalah bahwa ] pemerintah Cina begitu bertekad menekan Muslim Uighur dengan pembatasan ruang gerak dan penuduhan Uighur  sebagai teroris di negara itu, ” kata J Bequelin , aktifis Hak Asasi Manusia kepada Al Jazeera .

Wilayah Xinjiang telah otonom sejak tahun 1955 namun selalu  menjadi subyek tindakan keras keamanan oleh pemerintah Cina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang China lakukan represi agama terhadap Muslim Uighur , yang  berbahasa Turki, yang berjumlah  delapan juta orang .

Komunitas Muslim menuduh pemerintah China  menempatkan jutaan etnis Han di wilayah mereka dengan tujuan utamanya untuk  menghapus identitas dan budaya Islam.

Dan para analis mengatakan kebijakan mentransfer etnis  Han ke Xinjiang untuk menguatkan  otoritas Beijing dengan  meningkatkan proporsi Han di wilayah tersebut dari lima persen pada tahun 1940 menjadi lebih dari 40 persen sekarang .

Beijing memandang wilayah Xinjiang yang luas sebagai aset yang tak ternilai karena lokasinya yang strategis dan cadangan minyak dan gas yang besar . (OI/KH)