14 Jenderal Turki Ditangkap

Pengadilan Turki mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Panglima Angkatan Darat , Jenderal Nusret Tasdeler, yang baru-baru ini diangkat menjadi kepala Komando Pendidikan dan Doktrin Angkatan Darat di Ankara. Jenderal Nusret menghadapi tuduhan, menyebarkan kebencian terhadap pemerintah melalui situs yang dipimpinnya.

Sementara itu, Pengadilan Istanbul, hari Senin, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 14 tersangka, termasuk tujuh jenderal senior, sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan bahwa Angkatan Bersenjata Turki (TSK) telah mendirikan situs untuk menyebarkan propaganda anti-pemerintah.

Sebuah dakwaan dalam kasus itu diterima oleh Pengadilan Tinggi Pidana İstanbul 13 akhir bulan lalu, setelah jaksa meminta surat perintah penangkapan bagi 14 tersangka terlibat dalam kasus tersebut.

Pengadilan pada hari Senin menerima permintaan itu, dan memerintahkan penangkapan para tersangka, termasuk mantan Panglima Angkatan Darat, Jenderal Hasan Iğsız, Mayor Jenderal Mustafa Bakıcı, Staf Umum dan penasihat dibidang hukum, Mayjen Hıfzı Çubuklu, Letnan Jenderal Mehmet Eröz, Laksamana Mehmet Otuzbiroğlu dan Letnan Jenderal İsmail Hakkı Pekin.

Panglima Angkatan Darat Corp Aegea Jenderal Nusret Taşdeler, yang baru-baru ini ditunjuk sebagai kepala Komando Pendidikan dan Doktrin (EDOK) di Ankara, juga di antara para tersangka. Dua puluh dua tersangka semuanya itu terlibat dalam dakwaan.

Mereka juga diduga ingin melakukan kudeta, seperti yang dirancang oleh Kolonel Dursun Çiçek, yang saat ini di penjara. Rencana Çiçek tentang rincian aksi rencana kudeta militer untuk menghancurkan citra Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party), dan kelompok Gerakan Islam, yang dipimpin Fatlullah Gulen. Penangkapan sejumlah jenderal bertujuan melakukan penyelidikan gerakan Ergenekon, sebuah organisasi klandestin bersarang dalam birokrasi negara dan dituduh berkomplot untuk menggulingkan pemerintah.

Kolonel Çiçek, yang tanda tangannya muncul pada situs ilegal militer dan yang membuat rencana aksi, dan mengatakan baru-baru ini, bahwa ia diperintahkan oleh-perwira tinggi militer untuk menciptakan situs web anti-pemerintah.

Kolonel Cicek bersaksi secara sukarela dalam penyelidikan, tak lama setelah tanggapan resmi dari Staf Umum di Pengadilan Tinggi Pidana İstanbul di website. Seorang Jenderal mengatakan situs itu diciptakan bertujuan menciptakan kesadaran tentang keamanan nasional dan ancaman terorisme dan menyalahkan Kolonel Çiçek karena melampaui batas nya. Çiçek juga mengatakan pekan lalu bahwa di dalam dokumen itu menunjukkan bahwa TSK telah mendirikan situs untuk menyebarkan propaganda anti-pemerintah adalah otentik.

Penyelidikan terhadap situs yang menjadi alat propaganda dimulai pada tahun 2010 berdasarkan bukti yang ditemukan di rumah pensiunan Kolonel Hasan Ataman Yildirim, yang menjadi tersangka lain dalam kasus situs itu. Kemudian, suatu keterangan rahasia tanpa menggunakan nama "anonim" dari dalam militer mengirimkan email untuk menginformasikan kepada publik dan jaksa bahwa Staf Umum telah mendirikan 42 situs untuk tujuan tunggal menyebarkan propaganda tentang pemerintah dan komunitas keagamaan.

Jaksa mengungkap urutan awal situs itu berasal dari Staf Umum. Tanda tangan dari delapan orang yang ada, termasuk orang-orang dari Kolonel Cemal Gökçeoğlu dan Çiçek. Dokumen ini tertanggal April 2009 dan berasal dari kantor wakil kepala Staf Umum Departemen Operasi, Jenderal Hasan Iğsız.

Para tersangka dalam kasus situs dituduh melakukan propaganda,"Mencoba menggulingkan pemerintah" dan "Menjadi anggota dari sebuah organisasi teroris bersenjata." Mereka yang ditangkap itu terdiri dari empat belas perwira aktif yang masih bertugas, empat perwira militer yang pensiun dan pegawai sipil yang dituduh dalam surat dakwaan. (mh/wb)