Jenderal AS , David Petraeus yang pernah memimpin pasukan AS di Irak mengatakan seharusnya AS tidak kembali ke Irak , walauoun hanya serangan udara.
Komentar dari Jenderal David Petraeus ini , yang juga pernah memimpin pasukan AS di Mosul – kota terbesar kedua di Irak yang jatuh ke mujahidin minggu lalu .
Petraeus membuat pernyataan atas nama dirinya sendiri mempertanyakan kebijakan Obama yang katanya mempertaruhkan akan adanya kebencian dari masyarakat minoritas Muslim Sunni di Baghdad.
Petraeus memperingatkan bahwa Washington berisiko menjadi “kekuatan udara untuk milisi Syiah,” jika AS menyetujui permintaan dukungan dari Perdana Menteri Syiah Nuri al-Maliki, setelah ISIS menguasai kota Mosul.
Mantan kepala Central Intelligence Agency (CIA) ini mengatakan harus ada perubahan radikal politik di Baghdad untuk mencerminkan multi-konfesional, multi-etnis sebelum kemungkinan intervensi AS dilakukan.
“Jika harus ada dukungan AS untuk Irak, itu harus dukungan bagi pemerintah Irak yang merupakan pemerintahan dari semua orang dan semua perwakilan dari semua elemen Irak,” katanya.
“Jangan sampai Amerika Serikat menjadi kekuatan udara untuk milisi Syiah, atau Syiah pada pertarungan dengan Muslim Sunni.”
Pemerintah Syiah dukungan Amerika di Baghdad telah menjadi sasaran serangan dalam 10-hari- terakhir oleh mujahidin Muslim Sunni yang telah menguasai Irak utara dan utara-tengah, termasuk Mosul, sebuah kota yang dihuni dua juta orang.
“Jika Amerika mendukung (Irak), maka akan mendukung pemerintah Syiah melawan ekstrimis, dan akan menjadi perang saudara sektarian,” katanya dalam konferensi di London, ia katakan rabu kemarin. (Arby/Dz)