Jelang Pemilu Turki, Erdogan Siap Kompromi dengan Kelompok Sekuler

Dua minggu sebelum berlangsungnya perhelatan politik pemilu legislatif di Turki, ada situasi baru yang berkembang. PM Turki Recep Thayeb Erdogan, dari Partai Keadilan dan Pembangunan, menyatakan pihaknya mampu menjembatani dan menengahi permasalahan yang ada terkait pandangan partai oposisi yang menolak Presiden Turki bila memiliki afiliasi pemikiran Islam.

Ungkapan Erdogan ini mendapat sambutan hangat dari partai-partai politik oposisi.

Di hadapan para pendukungnya di kota Ezmer, kota ketiga terbesar di Turki, Erdogan mengatakan, “Partai Keadilan dan Pembangunan siap menjadi penengah dengan sejumlah partai Turki lain untuk memilih calon Presiden yang menjadi solusi. ”

Pemimpin partai Rakyat Republik Deniz Paical, menyambut pernyataan Erdogan tersebut. Dalam ungkapannya kepada harian Hurriet, ia mengatakan, “Perkataan PM Erdogan tentang solusi jalan tengah adalah perkembangan positif. Kita harus bisa berkompromi untuk bisa memperoleh calon presiden yang memang didukung oleh para politisi, masyarakat sekaligus kekuatan militer.”

Ia menambahkan, pencalonan Abdullah Gull beberapa waktu lalu untuk menjadi kandidat presiden Turki memang mengancam perpecahan bangsa. “Karena itulah kita harus bisa mendapatkan seseorang yang jauh dari medan politik saat ini, ” ujarnya.

Menurut para pengamat, pernyataan Erdogan merupakan isyarat bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan yang notabene partai penguasa, mulai membuka pintu untuk mengalah atau mundur dari pencalonan Menlu Abdullah Gull yang beberapa waktu lalu diajukan sebagai calon presiden. Tapi masih menurut pengamat, sikap Partai Keadilan dan Pembangunan, tampaknya masih sangat tergantung dengan hasil pemilu kali ini.

Pengamat lainnya menganggap pernyataan Erdogan merupakan jalan keluar krisis politik yang selama ini menyeruak tajam di masyarakat Turki antara aliran Islam dan sekuler.

Abdul Halim Ghazali, pakar politik Turki mengatakan, keberanian Erdogan mengeluarkan pernyataan itu beberapa hari sebelum pemilu parlemen berlangsung adalah karena dorongan dirinya untuk memperbaiki hubungan dengan sejumlah partai yang kini tengah merancang langkah untuk menjegal kemenangan partainya dari penguasaan dua pertiga kursi parlemen. Jika Partai Keadilan dan Pembangunan berhasil meraup suara dua pertiga kursi, berarti partai tersebut bebas melenggang untuk menentukan siapa yang akan duduk di kursi presiden Turki.

Sejumlah prediksi memang telah menyebutkan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan bakal meraih suara mayoritas lagi dalam pemilu kali ini. Tapi pemungutan suara pada tanggal 22 Juli mendatang itu, tidak diprediksi bila Partai Keadilan dan Pembangunan akan menang telak dan menguasai dua pertiga parlemen. Partai Erdogan itu akan menang, tapi tidak menguasai dua pertiga parlemen, demikian pandangan sejumlah pengamat. (na-iol)