Propaganda murahan atau kampanye untuk Islam? Dua pendapat inilah yang sekarang tengah ramai dibicarakan sejumlah pemuda Muslim di Eropa terkait celana jeans bermerk Al-Quds dalam tulisan Arab. Sebuah pabrik celana jeans Itali memang telah mengeluarkan produk itu baru-baru ini. Para designernya berpendapat bahwa merk itu bisa merupakan produk yang khusus diberikan untuk kaum Muslimin agar lebih nyaman saat melakukan shalat.
Diluncurkannya produk jeans model baru itu ternyata mengundang perhatian media massa Eropa. Inilah yang kemudian memancing banyak respon dan komentar di kalangan pemuda Muslim di Austria.
Haesam Abdul Muhsin, pelajar Mesir di Austria mengatakan sangat senang dengan dikeluarkannya produk ini. Menurutnya, produk tersebut menggambarkan keyakinannya sebagai Muslim, di samping merupakan simbol pentingnya sebagian wilayah pasar kaum Muslimin yang seperti belum mendapat tempat dalam sistem pasar dunia.
Muhsin yang kini berusia sekitar 25 tahun juga menyampaikan, “Jika terjadi kompetisi di antara produk dunia untuk merebut simpatik kaum Muslimin, dengan kata lain sama saja dengan kampanye mendukung Islam. Dan ini masalah yang harus dilakukan guna meningkatkan semangat kaum Muslimin di saat mereka melewati banyak kesulitan.”
Sementara Muhammad labib (27), pedagang asal Mesir, mengatakan setuju dengan apa yang telah dikeluarkan pabrik garmen berupa jeans bermerk Al-Quds itu. “Mereka telah mengeluarkan inovasi yang bagus. Saya yakin, produk ini akan sukses di pasaran pemuda Muslim di Eropa. Khususnya mereka yang cenderung komit terhadap ajaran agama. Mereka selalu mengikuti yang baru dari dunia mode.”
Tapi suara itu tidak mewakili semua pemuda Muslim di Eropa. Ada pula sebagian lain yang melontarkan pendapat bertolak belakang alias tidak setuju dengan produk ‘Jeans Islami’ itu. Mereka memandang kaum Muslmin terdiri dari berbagai kalangan manusia yang mempunyai kebutuhan berbeda.
Seperti dikatakan mahasiswa Tunis, Ahmad Salamah (30). “Kami tidak membutuhkan jeans khusus untuk shalat. Shalat kami tidak menuntut pakaian khusus sebagaimana diterapkan oleh agama lainnya. Siapa saja yang ingin melakukan shalat, tidak perlu sibuk mencari pakaian yang akan dikenakannya, sempit maupun longgar.” Ia juga menyebutkan bahwa pabrik garmen jeans itu tidak lebih bermotif keuntungan saja.
Sementara seorang peneliti kampus asal Suria, Samer Zeyad (30) mengatakan penggunakan label Al-Quds dalam bahasa Arab pada jeans itu merupakan propaganda murahan.
“Pabriknya pasti tahu arti penting dan mulia dari nama itu bagi kaum Muslimin. Lalu nama itu dimanfaatkan untuk mempengaruhi tidak sedikit dari kaum Muslimin.”
Ia pun mempertanyakan hal lain yang penting untuk dilihat, “Kenapa kita tidak mendengar ada produk yang memakai nama Knesset, Tembok Ratapan atau Vatikan?” Baginya, kaum Musliminlah yang harus lebih dahulu menilai sebuah produk untuk kemudian menolak pemanfaatan perusahaan besar dengan langkah yang tepat. Karena pihak perusahaan telah mencoreng tempat yang memiliki makna spiritual bagi kaum Muslimin.
Perlu diketahui, beberapa tahun belakangan, pasar di Eropa memang mulai dibanjiri dengan produk-produk bersimbol Islam. Katakan saja, produk minuman segar bermek Zamzam Cola yang diimport dari Iran. Perusahaan Zamzam Cola menyatakan bahwa produknya merupakan propaganda alternatif Islam untuk menggeser minuman bersoda ala Amerika. Selain Zamzam Cola, ada pula Mecca Cola yang muncul di pasar Perancis tahun 2002. Juga Rawa Cola, Muslim Up, Arab Cola dan semacamnya. Di Indonesia juga ada Qalbu Cola. Di lapangan makanan cepat saji ada pula dagangan bermerek Halal Chicken di antara gencarnya produk ayam goreng Kentucki Fried Chicken asal Amerika. (na-str/iol)