Jaringan komputer Departemen Pertahanan AS (Pentagon) diserang hacker. Namun sampai saat ini, belum diketahui siapa pelaku serangan itu, setelah secara resmi pemerintah China membantah laporan-laporan yang menyebutkan bahwa militer negeri Tirai Bambu itu sebagai pelakunya.
Hari Selasa (4/9), para pejabat Pentagon mengakui bahwa para hacker berhasil menyusup ke sistem email departemen pertahanan AS itu. Juru bicara Pentagon juga menyatakan kesulitan untuk mengidentifikasi hacker yang mengganggu jaringan komputer mereka dan menolak berkomentar tentang kemungkinan keterlibatan People’s Liberation Army (PLA) China dalam kasus tersebut.
Juru bicara kementerian luar negeri China di Beizing Jiang Yu menyebut tuduhan itu sebagai "tuduhan liar" dan "menunjukkan mentalitas Perang Dingin. "
China, kata Jiang Yu, menentang segala bentuk kejahatan cyber dan China sendiri pernah menjadi korban para hacker.
Isu yang menghangat belakangan ini memang menyebutkan bahwa AS dan China saling memata-matai dengan menggunakan kecanggihan teknologi internet.
Laporan Financial Times, mengutip pernyataan sejumlah pejabat dan mantan pejabat AS yang menuding PLA berada di balik serangan tersebut. Mereka menyebutnya sebagai serangan paling sukses yang pernah dialami oleh Pentagon. Para pejabat itu juga mengatakan, PLA bukan hanya mengincar jaringan komputer milik lembaga-lembaga penting di AS, tapi juga di Inggris dan Jerman.
Surat kabar terbitan Inggris Guardian edisi Rabu pekan kemarin, mengutip pernyataan sejumlah pejabat pemerintah Inggris yang mengatakan bahwa para hacker yang memiliki link ke PLA setahn lalu juga menyerang jaringan komputer beberapa departemen pemerintahan Inggris. Di antaranya yang menjadi korban serangan adalah jaringan komputer kementerian luar negeri dan jaringan komputer parlemen dan dewan perwakilan rakyat Inggris.
Lebih lanjut Pentagon mengatakan, serangan hacker tidak mengancam sistem jaringan yang menyimpan data-data rahasia, meskipun akibat serangan itu Pentagon harus memperbaiki sistem yang terkena serangan selama tiga minggu.
Menurut Pentagon, setiap hari ada ratusan hacker yang berusaha merusak sistem komputer mereka. Dari hasil studi Pentagon yang dirilis awal tahun kemarin, disebutkan bahwa militer China menjadikan serangan ke jaringan komputer sebagai senjata yang digunakannya untuk melemahkan kekuatan musuh. (ln/aljz)