AS belum menepati janjinya untuk menarik pasukannya dari Irak, militer AS malah membangun penjara seharga 27 juta dollar di utara Irak yang mampu menampung 3.000 tahanan.
Dalam keterangannya, militer AS mengatakan bahwa penjara itu dibangun oleh korps teknisi dinas kemiliteran AS di Chamchamal, sebuah kawasan otonomi di wilayah Kurdi, sebelah selatan Sulaimaniyah. Penjara itu dibangun di bekas lokasi penjara federal pada masa pemerintahan Saddam Hussein. Pembangunan penjara itu makan waktu dua tahun dan diresmikan hari Minggu (29/3).
"Fasilitas penjara yang sudah ada didisain ulang agar lebih modern dan fasilitasnya memenuhi syarat internasional dan pasukan koalisi AS dalam hal perlakuan yang manusiawi bagi para tahanan," demikian bagian isi pernyataan militer AS.
Penjara baru itu mempekerjakan 1.200 staff termasuk 2.000 aparat keamanan untuk menjaga para tahanan level menengah dan 1.000 aparat keamanan untuk menjaga tahanan tingkat tinggi. Tak jauh dari lokasi penjara ini, terdapat Benteng Suze yang juga memiliki fasilitas penjara. Di penjara ini terdapat 1.500 tahanan, diantaranya 260 tahanan dari berbagai negara yang dituduh terlibat dalam kasus-kasus "terorisme" dan masuk ke wilayah Irak dengan cara ilegal.
Berdirinya penjara baru AS di Irak, menambah jumlah kamp-kamp tahanan yang dibangun militer AS di Negeri 1001 Malam itu. Laporan-laporan media menyebutkan, saat ini ada sekitar 30.000 tahanan Irak yang mendekam di penjara-penjara militer AS.
Pada tahun 2004, perlakuan kejam dan tak berperikemanusiaan yang dilakukan tentara-tentara AS di kamp penjara Abu Ghraib di kota Baghdad, terungkap dan memicu kecaman dunia internasional bahwa AS telah melakukan pelanggaran HAM berat.
Tapi kasus kekejaman militer AS di penjara Abu Ghraib tenggelam begitu saja dan AS masih tetap leluasa melakukan kekejaman di penjara-penjara militernya di Irak. (ln/prtv)