Ketegangan masih meliputi kota Baghdad menyusul keputusan pengadilan Irak yang menjatuhkan vonis hukuman mati bagi Saddam Hussein. Jam malam yang sudah diberlakukan sejak hari Minggu (5/11) di kota Baghdad tetap dilanjutkan, termasuk di dua provinsi lainnya; Diyala dan Salahudin.
Penasehat Perdana Menteri Irak, Bassam Ridha mengatakan, "Jam malam dengan jangka waktu tak terbatas dilanjutkan karena kita ingin memastikan keamanan warga Irak." Jam malam di provinsi Diyala dan Salahudin diberlakukan untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan.
Penutupan bandara Baghdad, hari ini memasuki hari kedua. Begitu juga dengan perbatasan-perbatasan dengan wilayah Yordania, sudah ditutup bagi semua lalu lintas keluar masuk sebagai bagian langkah pengamanan.
"Perdana Menteri akan berdiskusi dengan komite yang bersangkutan tentang langkah-langkah pengamanan besok dan akan mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya," kata Ridha.
Seperti telah diberitakan, mantan penguasa Irak Saddam Hussein dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung atas tuduhan ‘pembunuhan yang dilakukan secara sengaja." Tuduhan merupakan bagian dari tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Saddam, karena telah memerintahkan pembunuhan terhadap warga Dujail setelah peristiwa percobaan pembunuhan yang gagal terhadap dirinya pada tahun 1982. Insiden Dujail, menewaskan sekitar 148 warga Syiah.
Kasasi-yang dalam hukum Irak berlaku secara otomatis bagi terdakwa yang dikenai hukuman mati- akan dimulai hari ini. Menurut juru bicara pengadilan, Raid al-Juhi mengatakan, proses ini akan makan waktu selama satu bulan, tapi ia tidak memberitahu kapan putusannya akan diumumkan. Jika kesembilan anggota majelis hakim tetap menguatkan vonisnya, hukuman gantung terhadap Saddam akan dilakukan dalam 30 hari sejak vonis dijatuhkan.
Tim pembela Saddam mengatakan, Saddam sudah yakin bahwa dirinya akan dijatuhi hukuman mati, namun Saddam tetap semangat untuk mengajukan banding.
"Saya di antara 12 pengacara yang bertemu dengan Saddam Hussein selama empat jam pada hari Sabtu sore kemarin. Moralnya sangat tinggi, terbuat dari baja," kata Ahmad Siddiq, salah seorang anggota tim kuasa hukum Saddam.
Selain Saddam, saudara laki-laki tirinya yang juga mantan kepala intelejen Irak, Barzan al-Tikriti juga divonis hukuman mati. Termasuk Awad Ahmad al-Bandar, kepala kesatuan yang disebut sebagai Dewan Revolusioner, yang memerintahkan pembantaian di Dujail. (ln/aljz)