Jalur Ghaza Masih Gelap Gulita, Uni Eropa Tolak Berikan Bantuan

Uni Eropa menuding Hamas akan memberlakukan pajak bagi bagi penggunaan listrik di Jalur Ghaza, yang membuat Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan pembayaran bahan bakar yang digunakan oleh pembangkit-pembangkit listrik di wilayah itu.

Juru bicara Uni Eropa Antonia Mochan mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan situasi di Jalur Ghaza. "Kami siap melanjutkan pembayaran bagi penggunaan bahan bakar itu dalam beberapa jam, begitu kami mendapat jaminan bahwa rencana pengenaan pajak itu tidak dilakukan, " kata Mochan.

Sementara Hamas membantah akan mengenakan pajak yang dikhawatirkan Uni Eropa. Seorang pejabat senior Hamas di Ghaza menyebut tuduhan Uni Eropa itu tidak berdasar.

"Tidak ada pajak dan kami tidak punya rencana untuk mengenakan pajak apapun dalam pembayaran listrik. Kami siap memberikan semua jaminan yang mereka inginkan, " kata pejabat tadi.

Sejauh ini Uni Eropa belum memberikan komentar atas bantahan Hamas tersebut. Meski situasi di Jalur Ghaza sudah sangat memperihatinkan akibat putusnya aliran listrik karena pembangkit-pembangkit listrik di Ghaza tidak lagi menerima kiriman bahan bakar dari Israel.

"Hidup kami jadi tambah sulit dan sulit. Mereka (Israel) menutup perbatasan-perbatasan. Mereka memutus hubungan kerja. Hari ini mereka memutus aliran listrik, besok mereka akan memutus udara buat kami hidup, " keluh Ummi Jaber, ibu dari enam anak.

Putusnya aliran listrik di Jalur Ghaza juga menimbulkan kerugian bagi para pedagang makanan dan kebutuhan sehari-hari. "Semua bahan-bahan makanan di kulkas saya rusak. Semua stok es krim meleleh. Saya rugi banyak sekali, " kata Abu Muhammad, pemilik supermarket di Kota Ghaza.

Jika malam tiba, warga Ghaza menggunakan lilin atau senter sebagai sumber peneranga. Makin lengkaplah penderitaan warga Ghaza akibat ulah Israel dan Uni Eropa.

Di dalam negeri Palestina, Fatah dan Hamas saling tuding atas krisis yang terjadi di Jalur Ghaza. Menteri Penerangan dari kabinet Salam Fayyad, Riyad al-Malki menuding Hamas lah yang harus bertanggung jawab jawab atas putusnya aliran listrik di Jalur Ghaza.

"Kami sudah mengingatkan selama berminggu-minggu bahwa Ghaza akan gelap gulita jika Hamas tidak menghentikan pengusaannya atas perusahaan listrik di Ghaza dan tidak mencairkan jutaan shekel uang yang mereka kumpulkan dari warga Ghaza, " tukas Malki seraya menyarankan agar warga Ghaza turun ke jalan melakukan aksi protes terhadap Hamas.

Di sisi lain, Hamas menuding para pemimpin di Ramallah yang paling bertanggung jawab atas ketiadaan listrik di Ghaza. "Mereka lah yang menghasut Israel dan Uni Eropa untk menghentikan pengiriman bahan bakar, " kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri. (ln/iol)