Tekanan pada pemerintahan Bush agar segera menutup kamp tahanan Guantanamo makin menguat. Kali ini tekanan itu dilontarkan oleh Jaksa Agung Inggris, Lord Goldsmith yang menyatakan bahwa keberadaan kamp tahanan Guantanamo ‘tidak bisa diterima.’
"Sudah saatnya, menurut pandangan saya, Guantanamo harus ditutup. Ada prinsip-prinsip yang sudah pasti yang tidak bisa dikompromikan lagi," kata Goldsmith dalam acara konferensi keamanan global di Royal United Services minggu ini seperti dikutip surat kabar The Observer.
"Salah satunya adalah persidangan yang adil- yang menjadi alasan kami di Inggris untuk tidak bisa menerima usulan pengadilan militer AS bagi para tahanan di semenanjung Guantanamo, militer AS seharusnya memberikan jaminan bagi digelarnya persidangan yang adil sesuai
dengan standar-standar inernasional, " sambung Goldsmith.
Seperti diketahui, setelah 4 tahun menahan sejumlah orang di kamp penjara yang terkenal paling kejam itu, Pentagon baru mau memberikan daftar tahanan kamp Guantanamo dan asal negara mereka pada Rabu (19/4) lalu.
AS sudah memperlakukan para tahanan sebagai ‘musuh perang’ dan tidak memberikan hak-hak tahanan perang seperti yang tercantum dalam kesepakatan internasional. Baru-baru ini, organisasi pemantau HAM internasional, Amnesty Internasional menilai keberadaan Guantanamo sebagai ‘simbol penyiksaan dan menjadi cermin sebuah sistem penjara yang sudah mengkhianati nilai-nilai AS yang paling baik serta melanggar standar-standar internasional.’
Dalam laporannya The Observer mengungkapkan keraguan Goldsmith atas legalitas Guantanamo berdasarkan hukum internasional. Pernyataan Goldsmith agar AS menutup kamp tahanan Guantanamo, diperkirakan akan memicu persoalan diplomatik, karena selama ini Inggris menjadi sekutu AS yang paling kuat.
Meski secara pribadi banyak menteri-menteri senior yang juga meyakini bahwa Guantanamo harus ditutup, sejauh ini mereka tidak berani mengemukakan kecamannya secara terbuka dan dengan kata-kata yang tajam.
Mereka yang secara halus pernah menyatakan bahwa Guantanamo harus ditutup antara lain menteri Irlandia Utara, Peter Hain. Bahkan PM Inggris Tony Blair pernah mengatakan bahwa Guanatanamo adalah sebuah ‘anomali’ yang suatu saat harus diakhiri.
Sejak terbongkarnya kekejaman AS di kamp tahanan Guantanamo, dunia internasional menekan AS agar segera menutup kamp tahanan yang menjadi pusat penahanan orang-orang yang oleh AS dianggap sebagai teroris.
Surat kabar AS, The New York Times dalam editorialnya edisi Sabtu 18 Februari 2005 mengatakan bahwa pemerintahan Bush harus menutup Guantanamo dan memperlakukan para tahananannya secara adil dan transparan.
Editorial itu ditulis The New York Times dua hari setelah Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa menekan AS agar menutup kamp penjara itu karena AS sudah melakukan penyiksaan terhadap para tahanannya.
Dan menanggapi semua tekanan itu, Asisten Deputi Departemen Luar Negeri AS Colleen Graffy pada televisi BBC pada Minggu (12/3) lalu menyatakan bahwa AS sedang menunggu nasihat dari Inggris dalam rencana AS mengirim para tersangka pelaku terorisme yang ditahan di Guantanamo, ke negaranya masing-masing dan selanjutnya menutup kamp tahanan itu. Sekarang, setelah Jaksa Agung Inggris menyatakan bahwa Guantanamo harus ditutup, akankah AS mendengar nasihat itu? (ln/iol)