IUMS: Cendikiawan Muslim Bertanggung Jawab atas Kemajuan Umat Islam

Peran cendikiawan Muslim dalam membantu umat Islam menghadapi tantangan yang makin berat serta peran mereka dalam menjembatani perbedaan yang tajam di antara sekolah-sekolah Islam, menjadi topik pembahasan pertemuan persatuan cendikiawan Muslim seluruh dunia atau Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS) di ibukota Turki, Istanbul.

"Para cendekiawan punya beban untuk membela umat Islam pada masa krisis dan beban untuk menjaga persatuan dan peradaban mereka," ujar Ketua IUMS, Syaikh Yusuf al-Qaradawi.

Pertemuan yang berakhir hari ini, Rabu (12/7) dihadiri oleh 270 anggota IUMS. Di antara peserta adalah Dr. Ali Muhyialdin al-Quradaghi, wakil ketua situs Islamonline. Menurutnya, cendekiawan Muslim memiliki tanggung jawab yang besar dalam memajukan umat Islam.

"Kerjasama antara cendekiawan Muslim dan penguasa menjadi kunci untuk memajukan umat Islam," kata al-Quradaghi.

Deputi ketua IUMS, Syaikh Ayatu Allah Muhammad ‘Ali At-Taskhiri menambahkan, cendekiawan Muslim juga punya tugas untuk melindungi umat Islam dari pengaruh negatif globalisasi.

"Mereka juga dipercaya untuk memerangi keterbelakangan dan mendamaikan pertikaian di kalangan umat Islam," imbuhnya.

Selama pertemuan, IUMS membahas laporan dewan umum IUMS tentang kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan selama dua tahun ini dan laporan dari dewan komisaris, sebelum memilih anggota dewan komisaris yang baru.

IUMS didirikan pada bulan Juli 2004 di London sebagai lembaga independen dan lembaga yang menjadi referensi umat Islam di dunia. IUMS kini bermarkas besar di Dublin.

Soal Irak, Palestina dan Somalia

Cendikiawan Muslim tingkat dunia yang juga Ketua Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS), Syaikh Yusuf al-Qaradawi pada kesempatan itu juga menyerukan kaum Sunni dan Syiah Irak agar menggalang persatuan. Ia menyayangkan kaum Syiah di Irak yang kini memiliki kekuasaan yang besar, namun gagal merangkul kaum Sunni.

Deputi ketua IUMS, Syaikh Ayatu Allah Muhammad ‘Ali At-Taskhiri juga meminta agar kaum Syiah dan Sunni masing-masing bisa menahan diri. Ia mengusulkan dibuatnya ‘petunjuk pelaksanaan’ untuk menghentikan kekerasan sektarian antara Sunni dan Syiah di negeri 1001 malam itu.

Terkait dengan masalah Palestina, ‘Ali at-Taskhiri meminta seluruh umat Islam memberikan dukungan pada perjuangan bangsa Palestina melawan penjajahan Israel, terutama dalam menghadapi agresi Israel saat ini.

Ia mengatakan, bangsa Palestina sedang mengalami penderitaan hidup akibat agresi Israel, sementara dunia hanya bersikap diam.

Mengomentari situasi terakhir di Somalia, di mana kekuasaan kini dipegang oleh organisasi Mahkamah Islami, Taskhiri menyerukan umat Islam untuk membantu mereka dalam memulihkan keamanan dan stabilitas di Somalia. (ln/iol)