Najlaa Mahmud, istri Muhammad Mursi Presiden Mesir yang baru terpilih tidak mau disebut “first lady” seperti pendahulunya dan lebih suka disebut sebagai pelayan Mesir.
“Islam tidak membedakan antara satu wanita dengan yang lainnya. Kami rakyat Mesir semuanya adalah sama dan kami harus bersatu untuk bangsa kami,” katanya kepada situs resmi Ikhwanul Muslimin, Ikhwan Online.
Mahmud mengatakan dia lebih suka dipanggil “Ummu Ahmad” yang mengacu pada anaknya yang tertua atau “Hajja”, penunjukan bagi wanita yang telah menyelesaikan ibadah Haji di Makkah.
“Dan jika saya harus memiliki gelar untuk sekarang ini maka biarkan saya disebut “Egypt’s first servant.”
Jilbab yang dikenakan Najlaa Mahmud telah menjadi subyek perdebatan yang intens di Mesir saat ia akan menjadi ibu negara di zaman modern karena memakai kerudung.
Mulai dari Ratu Nariman, istri almarhum Raja Farouk mesir, yang digulingkan oleh Revolusi 1952, dan berakhir dengan Suzanne Thabet, istri Hosni Mubarak, merupakan sosok-sosok “first lady” yang kebarat-baratan dan dianggap sekuler karena tidak berdandan layaknya seorang muslimah.(fq/aby)