Israel Tutup Semua Perbatasan Ghaza dan Tepi Barat Selama 10 Hari

Israel menyatakan menutup semua perbatasan di Tepi Barat dan Ghaza selama 10 hari, mulai hari ini, Jumat (18/4). Militer Israel sudah mengerahkan tentara dan tank-tanknya untuk menjaga perbatasan dan melarang warga Palestina di kedua wilayah itu masuk ke Israel.

Israel menutup semua perbatasan di Tepi Barat dan Ghaza, untuk mengamankan warganya yang akan merayakan hari besar agama Yahudi. Alasa n lainnya, Israel mengklaim berhasil mengungkap rencana para pejuang Palestina untuk kembali menyusup ke Israel untuk melakukan serangan, terutama lewat perbatasan di Jalur Ghaza.

Menurut militer Israel, tiga pejuang Palestina melakukan serangan ke perbatasan Kerem Shalom agar bisa membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah Ghaza. Dalam serangan tersebut, seorang satu orang pejuang Palestina gugur dan satu orang lagi luka-luka terkena tembakan pasukan Zionis, sedangkan satu orang pejuang lainnya berhasil lolos.

Militer Israel menyatakan selama perayaan hari besar agama Yahudi, pasukannya diperintahkan untuk waspada penuh. Militer Israel menyebut masa liburan warga Israel itu sebagai "masa-masa sensitif."

Merespon pengumuman Israel yang akan menutup semua perbatasan selama 10 hari, Hamas menyatakan "semua pilihan terbuka" untuk membalas serangan Israel yang menewaskan 20 warga Palestina di Jalur Ghaza, Rabu kemarin.

Sayap militer Hamas dalam pengumuman yang dimuat di situs internet, menyerukan agar para pejuangnya melakukan serangan balasan terhadap Israel "di mana pun berada dan dengan senjata apapun."

Sementara itu, mantan presiden AS Jimmy Carter dalam kunjungannya ke Timur Tengah menyebut blokade Israel di Ghaza sebagai kejahatan dan tindakan kriminal.

"Ini adalah kejahatan yang dilakukan sebagai hukuman terhadap warga di Ghaza. Ini adalah tindak kriminal…saya pikir ini merupakan sikap kebencian yang akan terus berlangsung, " kata Carter usai bertemu dengan sejumlah pimpinan Hamas di Mesir. (ln/aljz)