Israel menuding pejuang Palestina kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata, dengan menembakkan roket ke wilayah Israel hari Kamis (3/7). Untuk itu Israel, kembali menutup semua perbatasan di Jalur Ghaza.
"Roket al-Qassam ditembakan dari kawasan Beit Hanoun. Kami belum mengetahui akibat dari tembakan roket itu, tapi suara ledakannya terdengar dari utara kota Sderot, " kata juru bicara militer Israel, Peter Lerner.
Menurutnya, penutupan perbatasan kemungkinan akan dilakukan sampai hari Minggu, tergantung perkembangan situasi apakah masih ada roket-roket yang ditembakkan ke wilayah Israel.
Menurut laporan reporter al-Jazeera di Ghaza, warga Palestina sudah kehilangan kepercayaan pada kesepakatan gencatan senjata, karena kesepakatan itu tidak berpengaruh pada perbaikan kehidupan sosial dan ekonomi mereka. Karena Israel setengah hati melonggarkan blokade dan membuka perbatasan, sehingga warga Ghaza masih kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan hidup mereka.
Rencana Balas Dendam Israel
Sementara itu, warga Palestina di al-Quds juga terancam aksi pembalasan Israel menyusul insiden serangan buldoser yang dilakukan seorang lelaki Palestina hari Rabu kemarin.
Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Israel, Mark Regev mengatakan, PM Ehud Olmert telah melakukan konsultasi dengan militer dan lembaga-lembaga pemerintahan terkait terkait insiden yang menewaskan empat warga Israel dan melukai puluhan orang tersebut.
"Mereka membahas berbagai langkah yang mungkin dilakukan, antara lain penghancuran rumah-rumah, mencabut izin pemukiman dan pembatasan kehidupan sosial dan ekonomi warga Palestina di Tepi Barat, " kata Regev.
Ancaman serupa juga dilontarkan Presiden Israel Shimon Peres dalam siaran Radio Israel. "Pelaku terorisme hari Rabu kemarin mungkin tidak akan memilih untuk melakukan serangan jika ia tahu bahwa keluarganya akan dihukum atas tindakannya, " tukas Peres.
Para pejabat Israel menyebut insiden buldoser itu sebagai serangan teroris. Tapi Komisaris Polisi Israel Dudi Cohen mengatakan insiden itu kemungkinan terjadi secara spontan, dilakukan oleh seorang kriminal biasa dan tidak ada kaitannya dengan kelompok-kelompok pejuang di Palestina.
Polisi Israel sudah menginterogasi kerabat dan tetangga-tetangga pelaku serangan buldoser yang diidentifikasi bernama Hossam Dwayyat, 30, di kawasan Sur Baher, tempat ia bermukim.
Kerabat dan tetangga-tetangga Dwayyat dengan bercucuran air mata mengaku kaget mendengar insiden itu. Mereka mengatakan, Dwayyat adalah seorang lelaki biasa yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Dwayyat, menurut para tetangganya, pernah menikah dengan seorang perempuan Yahudi Israel. Tapi perkawinannya berakhir dan Dwayyat dijebloskan ke penjara.
Situs Ynet News menyebutkan, Dwayyat pernah mendekam di penjara selama dua tahun dengan tuduhan memperkosa seorang perempuan Israel yang menjadi kekasihnya. Namun belum ada kepastian dari pihak kepolisian tentang informasi tersebut. (ln/aljz/al-arby)