Israel Tolak Wacana Pembentukan Pasukan Pemantau Internasional

Israel menolak usulan PBB yang ingin mengirim pasukan internasional ke Libanon guna menghentikan pertikaian antara Israel dan Hizbullah.

Sekjen PBB Kofi Annan di sela-sela pertemuan G8 di Rusia, Senin (17/7) menyerukan "penghentian pertempuran" antara kedua belah pihak agar bisa menempatkan "pasukan penjaga stabilitas" internasional di Libanon.

"Saya meminta kedua belah pihak untuk memfokuskan target mereka sesempit mungkin dan mengingat bahwa mereka punya kewajiban di bawah undang-undang kemanusiaan internasional untuk tidak mengganggu kehidupan warga sipil dan infrastruktur milik sipil," pinta Annan.

Ia mengatakan, lebih cepat Dewan Keamanan membuat keputusan, lebih baik. Tapi Israel dan Libanon harus menunggu penerapan penuh untuk memulai penghentian pertempuran dan tidak mengganggu warga sipil.

Usulan Annan ternyata tidak ditanggapi serius oleh Israel. Kaum Zionis itu menyatakan, terlalu cepat untuk mempertimbangkan usulan tersebut

Juru bicara pemerintah Israel, Miri Eisin mengatakan,"Saya pikir kita belum sampai pada tahapan itu. Kita baru sampai pada tingkatan di mana kita ingin memastikan bahwa Hizbullah tidak masuk ke wilayah perbatasan kami di utara."

Solidaritas

Di tempat berbeda, dalam pertemuan tingkat tinggi di St. Petersburg, Presiden Perancis Jacques Chirac menyatakan akan mengirim perdana menterinya untuk bertemu dengan perdana menteri Libanon di Beirut, sebagai tanda solidaritas.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Chirac disebutkan, "Presiden telah memutuskan untuk mengutus perdana menterinya ke Beirut hari ini, untuk bertemu dengan Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora dan menyampaikan padanya dukungan Perancis serta solidaritas rakyat Perancis terhadap rakyat Libanon yang sedang mengalami cobaan."

Dukungan juga disampaikan Mesir melalui Menteri Luar Negerinya, Ahmad Abul Gheit. Dalam siaran televisi nasional Mesir hari ini, Abul Gheit mengatakan, "Pernyataan akhir yang diberikan oleh para pemimpin negara G8 terkait dengan masalah Libanon, kurang kuat."

Pernyataan sikap G8 menunjukkan perbedaan pendapat antara AS yang mendukung Israel dan menyebut hak Israel untuk mempertahankan diri, dengan negara-negara seperti Perancis, yang mengecam tindakan Israel.(ln/aljz)