Israel menyatakan tidak akan membebaskan empat orang tahanan Palestina jika tercapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Seperti diketahui, Hamas dan Israel kini masih bernegosiasi terkait pembebasan Gilad Shalit, prajurit Israel yang tertangkap dan ditawan pejuang Palestina sejak tahun 2006 lalu.
Dalam negosiasi itu, Hamas menuntut Israel agar membebaskan tahanan Palestina yang ada di penjara-penjara Israel sebagai kompensasi atas pembebasan Shalit. Hamas sudah menyerahkan daftar nama tahanan yang harus dibebaskan pada Mesir-negara yang menjadi mediator negosiasi-sebagai syarat pembebasan Shalit dan Mesir menyerahkan daftar tersebut pada Israel.
Surat kabar Al-Quds Al-Araby edisi Selasa kemarin melaporkan, setelah melihat daftar nama tahanan yang diberikan Hamas, Israel menyatakan menolak membebaskan empat nama dalam daftar tersebut. Israel mengklaim, tiga dari empat nama itu terbukti merencanakan serangan bom yang mengakibatkan tewasnya belasan warga Israel dan ketiganya dikenakan hukuman seumur hidup yang berlapis.
Tiga tahanan yang oleh Israel dituding melakukan kejahatan berat dan tidak akan dibebaskan adalah Abbas Al-Sayyid, ketua sayap militer Hamas di Kota Tulkarim, sebelah utara Tepi Barat. Al-Sayyid dituduh berada dibalik serangan bom di Kota Netanya yang menewaskan 29 warga Israel.
Setelah peristiwa itu, Perdana Menteri Israel yang waktu itu dijabat oleh Ariel Sharon langsung menggelar operasi militer ke Tepi Barat dan menawan mantan presiden Palestina (almarhum) Yasser Arafat di komplek pemerintahannya di Ramallah.
Tahanan kedua adalah Abdullah Al-Barghouthi yang divonis 67 hukuman seumur berturut-turut. Israel menuding Barghouthi bertanggung jawab atas sejumlah serangan bom yang menurut Israel telah menewaskan 66 warga Israel dan melukai 500 orang lainnya.
Al-Barghouthi juga dituding sebagai dalang dari serangan bom bunuh diri di sebuah restoran di Yerusalem yang terjadi pada bulan Agustus 2001. Serangan bom itu menyebabkan 15 warga Israel tewas dan belasan orang luka-luka. Tuduhan lainnya yang dikenakan Israel pada Barghouthi adalah dalang serangan bom ke Universitas Hebrew dan ke sebuah klub malam di Rishon Letzion yang menyebabkan 35 warga Israel tewas dan 370 orang lainnya cedera.
Tahanan ketiga adalah Ibrahim Hamed,41, yang dituduh sebagai otak sejumlah serangan yang menewaskan sekitar 60 warga Israel dan melukai ratusan orang lainnya.
Tahanan keempat adalah, Ahmad Saadat, sekretaris jenderal Popular Front For the Liberation of Palestine (PFLP). Saadat dikenakan hukuman seumur hidup berlapis oleh Israel atas tuduhan menculik sejumlah tentara Israel saat pasukan Zionis itu sedang melakukan serangan ke Penjara Palestina di Jericho yang berada di bawah monitoring Eropa. Israel juga menuding Saadat berada dibalik pembunuhan menteri pariwisata Israel Rhawam Ze’ev di Hotel Yerusalem pada bulan Oktober 2001.
Itulah keempat nama tahanan Palestina yang oleh Israel dinyatakan tidak akan dibebaskan dalam pertukaran tahanan dengan Hamas. Sumber-sumber di Palestina mengatakan, pejabat pemerintah Turki yang juga ikut memediasi kesepakatan pertukaran tahanan itu berjanji pada Hamas akan membujuk Israel agar mengubah keputusannya dan membebaskan keempat tahanan itu bersama dengan tahanan-tahanan Palestina lainnya. (ln/imemc)