Menjelang kunjungan Presiden AS George W. Bush bulan Januari mendatang ke Israel, rejim Zionis tiba-tiba menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk menghentikan semua aktivitas terkait masalah pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Juru bicara perdana menteri Israel Mark Regev mengatakan, pemerintah Zionis memutuskan untuk mematuhi kewajiban-kewajibannya yang termaktub dalam kesepakatan Peta Jalan Damai, seperti disiarkan oleh radio militer Israel, Jumat (28/12).
"Israel memutuskan untuk ‘tidak membangun pemukiman baru’, ‘tidak memperluas wilayah geografis pemukiman yang sudah ada’, ‘tidak merampas tanah milik warga Palestina’ dan akan ‘menghentikan pemberian insentif bagi pemukim Yahudi yang mau pindah ke Tepi Barat’, " papar Regev.
Radio Israel mengutip keterangan dari pejabat kementerian perumahan Israel yang mengatakan bahwa rejim Zionis sudah menerima perintah untuk menghentikan aktivitas pembangunan pemukiman di Maale Adumim, Yerusalem Timur dan di blok Ariel di utara Tepi Barat.
Meski demikian, Olmert dilaporkan tetap menolak untuk membatalkan tender pembangunan pemukiman baru di Har Homa atau yang juga dikenal dengan nama Jabal Abu Ghneim, yang sudah terlanjur diumumkan.
Olmert menegaskan bahwa ia tidak akan menarik tender itu, karena bagi Israel, Yerusalem Timur merupakan bagian integral dari ibukota negaranya, meskipun aneksasi Israel atas Yerusalem Timur tidak pernah diakui oleh dunia internasional. (ln/al-arby)