Israel Ternyata Pernah Tawarkan Senjata Nuklir kepada Afrika Selatan

Dokumen era Apartheid yang tergolong ‘declassified’ oleh pemerintah Afrika Selatan telah mengungkapkan bahwa negara itu pernah ditawarkan senjata nuklir oleh Israel pada tahun 1975, surat kabar Inggris Daily Mail melaporkan pada hari Senin ini (24/5).

Dalam pertemuan rahasia pada tahun 1975 antara menteri pertahanan Afrika Selatan Pieter Willem Botha dan rekan Israelnya Shimon Peres, yang kini menjadi presiden negara Zionis tersebut, Afrika Selatan ditawarkan hulu ledak nuklir "dalam tiga ukuran."

Dokumen juga membuktikan adanya rapat yang terjadi dan dokumen yang berkategori declassified itu baru-baru ini terungkap oleh pemerintah Afrika Selatan, menurut surat kabar Daily Mail meskipun adanya tekanan dari Israel agar Afrika Selatan tetap merahasiakan hal itu.

Sedangkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Ahad kemarin (23/5), surat kabar harian Inggris The Guardian menjelaskan bagaimana pejabat Afrika Selatan meminta hulu ledak nuklir dan Tel Aviv berjanji akan menjualnya kepada rezim apartheid.

Perjanjian kerjasama rahasia militer ditandatangani pada pertemuan, di mana Botha dilaporkan meminta senjata nuklir dan hulu ledak dan Peres menawarkan tiga versi untuk dijual.

Laporan ini berisi "bukti dokumenter pertama" Israel atas kepemilikan senjata nuklir, kata harian yang juga menerbitkan foto yang menunjukkan tanda tangan Peres dan Botha pada tahun 1975 terkait perjanjian militer.

Bukti lebih lanjut didukung oleh dokumen Afrika Selatan ditemukan oleh seorang akademisi Amerika Sasha Polakow Suransky pada bukunya yang berjudul: The Unspoken Alliance: Israel’s secret alliance with apartheid South Africa (Aliansi tak terucapkan: aliansi rahasia Israel dengan apartheid Afrika Selatan).

Dokumen tersebut mengkonfirmasi pernyataan dari Dieter Gerhardt, seorang komandan angkatan laut Afrika Selatan yang dipenjarakan pada tahun 1984 atas keterlibatannya menjadi mata-mata bagi Uni Soviet. Gerhardt, setelah dibebaskan dan runtuhnya Rezim Apartheid, mengatakan bahwa Israel menawarkan delapan senjata rudal balistik Yerikho dengan "hulu ledak khusus" ke Afrika Selatan.

Laporan Guardian mengatakan bahwa adanya pertimbangan keuangan pemerintahaan Botha yang membatalkan kesepakatan jual beli hulu ledak nuklir tersebut.

Meskipun Tel Aviv menerapkan kebijakan ambiguitas tentang aktivitas nuklirnya, Israel secara umum dianggap sebagai satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir di wilayah Timur Tengah, dengan para pakar memperkirakan rezim militer itu memiliki hingga 300 hulu ledak nuklir.(fq/aby/prtv)