Pemerintah Israel masih yakin Mubarak akan tetap bisa bertahan dalam kekuasaanya, karena menurut pejabat Israel, rezim Mubarak sangat kuat mendapatkan dukungan militer. Mubarak masih sangat cukup kuat menghadapi kekuatan oposisi, ucap seorang pejabat Israel.
Aksi gerakan yang digalang kaum oposisi sudah memasuki hari ketiga. Gerakan yang menyebar ke seluruh Mesir, melibatkan anak-anak muda, yang selama ini termarginalisasi oleh kebijakan penguasa Mesir. Mubarak mengerahkan pasukan militer dan polisi yang dilengkapi tank-tank lapis baja menghadapi para demonstran.
Gerakan oposisi yang sekarang berlansung merupakan gerakan yang terbesar sejak Mubarak mengambil alih kekuasaan dari Presiden Sadat tahun 1981. Mesir jumlah penduduknya 80 juta, dan di dominasi anak-anak muda. Banyak diantara mereka yang melarikan diri keluar negeri ‘braind drain’ akibat kekerasan dan pembungkaman oleh Mubarak.
Mesir adalah negara pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, dan membuat perjanjian damai dengan negara Yahudi. Mesir merupakan sekutu utama Israel, yang menjadi jembatan bagi Israel ke dunia Arab.
Mubarak dinilai sangat moderat, di tengah-tengah kekuatan-kekuatan Islam yang ada di Mesir, karena Mubarak, selama kekuasaannya telah menjadi tulang punggung ‘back bone’ bagi Israel, khususnya menghadapi negara-negara Arab radikal.
Wakil perdana menteri Israel, Silvan Shalom mengatakan, Israel mempunyai hubungan sangat dekat dengan Mubarak, dan akan terus mengikuti perkembangan situasi di Mesir. "Mesir merupakan negara Arab yang sangat penting bagi Israel, yang telah membuat perjanjian damai, dan memiliki kepentingan bersama, dan sangat penting dan besar pengaruhnya", ucap Silvan Shalom.
Mantan Duta Besar Israel untuk Mesir, Eli Shaked, mengatakan, Israel mempunyai kepentingan yang sangat besar kepada Mubarak, dan mengharapkan ia tetap berkuasa, sampai ada penggantinya, yang tidak membahayakan hubungan dengan negara Yahudi", ujar Eli Shaked.
"Saya sangat takut dengan perubahan politik di Mesir, dan muncul rezim baru, yang tidak bersahabat dengan Israel. Ini sangat buruk buat Mesir, buruk buat Israel, buruk buat AS, dan dunia Barat secara umum", tambah Eli Shaked.
Jika Mubarak runtuh, tak ada lagi yang menjadi tulang punggung ‘back bone’ Israel, yang akan menjadi katalisator kepada dunia Arab. Inilah efek domino lainnya, khususnya bagi masa depan Israel, yang bakal suram. (m/hrtz)