Israel Tak Punya Cukup Bukti Tentang Senjata Nuklir Iran

Ambisi Israel untuk "menjatuhkan" Iran, nampaknya akan menemui jalan buntu. Sejumlah pejabat Israel mengakui, mereka tidak punya cukup data intelejen yang bisa digunakan untuk mengubah hasil penilaian National Intelligence Estimate (NIE) tentang program nuklir Iran.

Mereka bahkan mengatakan bahwa ide Israel yang ingin memaksa agen-agen mata-mata AS untuk meninjau kembali laporan NIE tentang Iran, merupakan ide "yang sangat arogan. "

"Jika kami memiliki informasi yang kami rahasiakan, maka kami sendiri lah yang harus disalahkan atas laporan intelejen AS tersebut, " kata seorang pejabat Israel pada surat kabar Jerusalem Post.

Sementara itu, saat ini, satu tim intelejen Israel yang diutus pemerintah Israel masih berada di AS dalam upaya membujuk para pejabat pemerintahan Bush agar tetap melihat Iran sebagai ancaman bagi mereka.

Di Israel, Perdana Menteri Ehud Olmert menggelar pertemuan mendadak dengan kalangan intelejen dan menugaskan mereka untuk terus menentang hasil laporan NIE tentang program nuklir Iran. Surat kabar terbitan Mesir Al-Ahram menyebutkan, Olmert memerintahkan semua agen mata-matanya untuk mengerahkan seluruh upaya untuk menunjukkan bahwa laporan NIE itu memiliki banyak kekurangan yang serius.

Dalam pertemuan itu, Kepala Mossad-lembaga intelejen internasional Israel-Deir Dagan bersumpah akan membuktikan pada dunia bahwa Iran memang secara rahasia sedang membangun persenjataan nuklirnya.

Analis politik asal Iran Shahir Shahid Sales menyebut laporan NIE sebagai laporan yang paling memalukan bagi kalangan intelejen Israel. "Dampak yang paling berbahaya bagi Israel adalah, AS kemungkinan akan menjadi dekat dengan Iran, meski pertikaian antara Teheran-Washington belum sepenuhnya terselesaikan, " kata Shahid Sales.

Analisa Shahid hampir sama dengan pengakuan Menteri Keamanan Masyarakat Israel Avi Dichter belum lama ini yang mengatakan bahwa jika pemerintahan Bush percaya Iran tidak sedang membuat senjata nuklir, hal itu akan menjadi ancaman bagi pemeritahan rejim Zionis Israel. (ln/presstv)