Israel tengah ‘ambil nafas’ untuk melakukan ekspansi militer jilid dua ke Libanon. Ungkapan ini dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Israel Omeir Peretz dalam pertemuan pekanan pemerintah Israel (20/8) setelah perang 33 hari di Libanon Selatan.
Peretz mengatakan, “Israel harus melakukan persiapan untuk melakukan ekspansi militer kedua di Libanon. Israel harus mampu berinteraksi dengan berbagai masalah yang tak tersentuh dalam peperangan yang baru berlalu.”
Ia menambahkan Israel akan serius membahas berbagai topik yang dianggap gagal pada peperangan yang lalu. “Kami akan merumuskan semua hal. Kewajiban kami adalah mempersiapkan ekspansi yang akan datang,” katanya.
Selain itu, ia menyatakan Israel mengizinkan keterlibatan pasukan Libanon di perbatasan dengan syarat pemantauan ekstra ketat dari pasukan perdamaian internasional, guna menghalangi anasir Hizbullah yang menyusup ke wilayah Selatan.
Israel memang menuai kecaman dan kritik keras dari publik dan tokohnya, akibat kegagalan menumpas Hizbullah pascapeperangan satu bulan, hingga menewaskan 161 orang Israel yang dominannya adalah prajurit militer.
Semangat peperangan Libanon jilid dua juga didukung sejumlah media Israel. Harian berbahasa Ibrani Yodiot Aharonot menurunkan tajuk berjudul “Menuju Ekspansi Kedua Peperangan”. Dalam artikel tersebut dituliskan, “Hizbullah dan Israel, masing-masing masih menyimpan luka dari peperangan yang baru berlalu. Keduanya memerlukan beberapa bulan untuk melakukan recovery kekuatan. Kami – Israel- sulit masuk dalam peperangan kedua dalam waktu dekat.”
Sementara itu, sejumlah pengamat menganggap seruan Peretz untuk bersiap melakukan ekspansi militer kedua melawan Libanon dalam rentang gencatan senjata, merupakan bukti jelas obsesi Tel Aviv yang tidak mau tunduk dengan resolusi PBB.
Harian New York Times, dalam sebuah wawancara dengan nara sumber petinggi Israel yang menolak disingkap identitasnya menyebutkan, target Israel saat ini untuk membunuh Sekjen Hizbullah Hassan Nashrullah. Upaya pembunuhan tersebut, kini ditangani oleh agen intelejen Israel dengan sejumlah langkah tersembunyi Zionis yang kini berada di Libanon. (na-str/iol,ikhol)