Kapal-kapal angkatan laut Israel mengepung dan menembaki sebuah kapal motor kecil yang mengangkut 16 orang aktivis Free Gaza Movement. Para aktivis itu mencoba menembus blokade Israel di Jalur Gaza untuk mengirimkan bantuan obat-obatan seberat tiga setengah ton.
Israel menembak kapal mereka yang bernama "Dignity" meski masih berada di perairan internasional, sekitar 115 kilometer lepas pantai Gaza. Elize Ernshire, salah satu aktivis yang ikut dalam rombongan di kapal tersebut mengatakan, kapal mereka ditembak sebanyak dua kali dari arah depan dan dari samping.
"Tembakan itu menyebabkan bagian depan dan atap kapal rusak … begitu pula sisi kiri kabin dan bagian kemudi. Kami diancam oleh angkatan laut Israel, jika kami meneruskan pelayaran ke Gaza, Israel akan menembak kami lagi," tutur Ershire.
Karena kondisi kapal yang rusak, Dignity memutuskan untuk berbalik arah ke Libanon dan tidak ke Larnaca, Cyprus tempat kapal itu memulai perjalanan. Ernshire menegaskan, serangan Israel tidak akan menghentikan upaya mereka untuk membawa bantuan bagi warga Gaza.
"Mayoritas anggota rombongan memutuskan, begitu kita sampai di Libanon, kami akan mengatur kembali pelayaran-pelayaran sejumlah kapal ke Gaza," ujarnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor membantah bahwa angkatan lautnya menembak kapal para aktivis pro-Gaza. Ia berdalih kru Dignity gagal merespon kontak radio dengan kapal Israel.
Sementara itu situasi di Jalur Gaza makin kritis. Pasukan Zionis belum menghentikan serangannya. Dalam serangan sepanjang hari ini, 12 warga Gaza gugur syahid termasuk dua adik kakak berusia 11 dan 12 tahun.
Israel menolak menghentikan agresi dan menyatakan akan melakukan serangan habis-habisan dalam satu minggu ini. Di perbatasan, pasukan darat Israel siap siaga untuk sewaktu-waktu diperintahkan melakukan serangan darat.
Rumah-rumah sakit di Gaza dilaporkan mulai kekurangan persediaan obat-obatan dan peralatan medis lainnya untuk merawat sekitar 1.600 warga Gaza yang luka-luka akibat agresi biadab Israel. (ln/aljz/aby)