Israel mengecam pemerintah Rusia, setelah negara beruang merah tersebut memutuskan untuk memberikan bantuan dana secepatnya kepada pemerintah Palestina yang dibentuk gerakan Hamas. “Moskow menentang keputusan Amerika dan masyarakat internasional yang memberi sanksi kepada pemerintahan baru Palestina,” ungkap harian Israel Ma’arev yang menyebut Rusia telah menghancurkan upaya pemboikotan dunia internasional terhadap pemerintahan Hamas.
Ma’arev mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang memberi penegasan kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas bahwa negaranya akan memberikan bantuan secepatnya kepada Palestina, terlepas dari keputusan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Ma’arev menyerangan pernyataan Lavrov yang menyerukan seyogianya bekerjasama dengan Hamas. Ma’arev berdalih karena pemerintah Palestina tetap ditolak oleh masyarakat internasional.
Menurut Ma’arev, Lavrov segera melakukan kontak dengan Mahmud Abbas “Abu Mazen”, Jum’at (14/04/06), setelah pernyataan keputusan Amerika melarang melakukan transaksi ekonomi dengan pemerintah Palestina dan pemberian dukungan kepada pemerintahan Hamas tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbicara dalam forum duta besar asing di Kremlin, Kamis (13/04/06), telah menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan solusi damai secara “adil dan menyeluruh” bagi konflik antara Palestina dengan Zionis Israel.
Ma’arev juga mengungkapkan tentang pernyataan Menlu Rusia ini yang menganggap keputusan penghentian bantuan dana kepada pemerintah Palestina sebagai keputusan yang salah. Lavrov mengatakan, “Keluarnya keputusan semacam ini dari lembaga PBB dan Uni Eropa adalah keselahan besar.”
Lavrov mengatakan, “Hamas harus mengakui Israel dan duduk di meja perundingan dengan Israel. Untuk tujuan itu maka harus ada kerjasama dengan Hamas.”
Harian Israel ini juga menulis, semua bank di dunia Arab menurutnya menolak mentrasfer dana sumbangan untuk Palestina karena takut mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat, terkait keputusan terakhir yang dikeluarkan depertemen keuangan negeri paman Sam tersebut yang melarang transaksi ekonomi dengan pemerintah Palestina.
Rusia – salah satu anggota tim kuartet yang dibentuk bersama PBB, Amerika dan Uni Eropa sebagai mediator perdamaian di Tepi Barat – menegaskan bahwa cara yang paling baik untuk merealisasikan perdamaian di kawasan harus bekerja dengan Hamas tidak sebaliknya memboikot gerakan yang telah dipilih rakyat secara demokratis ini. (was/Islammemo)