Genderang perang sayup-sayup terdengar dari Palestina. Dugaan kuat Hamas pun ternyata benar. Omeir Peretz, Menteri Perang Zionis Israel memberikan lampu hijau bagi komandan militernya untuk melakukan rangkaian aksi serangan dengan target para pemimpin dan pejuang Palestina di jalur Ghaza.
Pernyataan ini sekaligus pembatalan semua konsekwensi gencatan senjata dengan Palestina di Ghaza dan di Tepi Barat.
Peretz mengatakan, bahwa Zionis Israel tak mungkin berdiam diri melihat perkembangan kekuatan pejuang Palestina, khususnya Hamas. “Tak mungkin kami berdiam diri melihat semakin besarnya kekuatan Hamas dan seluruh pejuang Palestina di Ghaza. Karenanya kami harus bergerak melawannya, terlebih dalam kondisi serangan rudal yang terus menerus ditembakkan ke arah pemukiman penduduk Israel, ” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kami tidak akan mau menjadikan masalah Ghaza seperti Libanon kedua. ”
Siaran radio Zionis yang menyebutkan perkataan Peretz ini dilansir oleh Palestine Information Center. Dalam siaran itu, ia juga menegaskan, “Sejak sekarang, kami akan membiarkan tentara melakukan serangan ke lokasi manapun di Palestina yang menjadi tempat pelontaran rudal dengan target pemukiman Israel di wilayah 1948. Ini akan terus kami lakukan tanpa peduli kapan serangan itu dilakukan, sebelum penyerangan rudal, ketika serangan rudal atau setelahnya. ”
Tentang keadaan di perbatasan Utara dengan Libanon, menteri perang penjajah Zionis mengatakan, saat kunjungannya ke berbagai kesatuan militer di dekat perbatasan Libanon ia mengatakan, “Israel tidak punya niat menyerang. ” Meski begitu, Israel tandasnya, akan tetap melakukan upaya serius secara terang terangan untuk membebaskan tiga tentara Israel yang hingga kini masih ditahan.
Sebelum ini, Hamas memang telah mencium gelagat kuat dari Israel yang semakin bernafsu untuk menyerang Ghaza. Karenanya, Hamas melalui sayap militernya telah menjanjikan sambutan keras bila Israel melakukan operasi militernya ke Ghaza. Jubir Hamas Ismail Ridhwan bahkan telah menyerukan rakyat Palestina untuk bersiap diri menyongsong jihad melawan Israel. (na-str/pic)