Sebuah buku yang mengupas jati diri Shimon Peres, wakil PM Israel, mengungkapkan adanya hubungan rahasia antara Israel dan Prancis. Kedua negara itu secara rahasia melakukan hubungan kerjasama memproduksi bom nuklir.
Seorang sejarawan Israel Mekhael Baruz Har si penulis buku, mengaku memperoleh informasi tersebut dari sejumlah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah Israel dan Prancis.
Peres (83) dianggap sebagai aktor penting di balik program persenjataan nuklir Israel. Dan buku ini menyingkap peran-peran rahasianya dalam jual beli senjata secara rahasia termasuk kerjasama dengan Israel dalam membangun proyek pengembangan nuklir Israel di wilayah Demona.
Di antara poin penting yang diungkap dalam tema ini adalah, soal kesepakatan rahasia Israel-Prancis yang terjadi tahun 1957. PM Prancis kala itu Moris Bourgeih Monory di Paris menyatakan sepakat dengan Peres untuk kerjasama membangun proyek nuklir. Redaksi kesepakatan itu menyebutkan bahwa kedua negara bekerjasama mengkaji senjata nuklir dan proses produksinya. Setelah beberapa tahun kemudian, Prancis menganulir kesepakatan itu karena tekanan diplomatik Amerika untuk menghentikan kerjasama tersebut.
Israel dalam fase ini sudah menerima sebuah pesawat tempur dari Prancis. Seperti juga yang disampaikan politisi Prancis yang menyatakan simpatik pada Israel terkait peperanganya yang dilakukan terhadap negara Arab. Termasuk ketika itu, Al-Jazair tengah melakukan perang kemerdekaan untuk mengusir penjajah Prancis.
Menurut para pakar, kesepakatan ini memiliki kelanjutan sejarah yang strategis antara Israel dan Prancis di mana kedua belah pihak memiliki hubungan yang kuat dalam melakukan perlawanan dengan negara Arab. Disebutkan pula bahwa Prancis saat ini juga tengah terlibat dengan sejumlah negara Barat untuk menghalangi Iran mengembangkan proyek nuklirnya. Tapi anehnya, Peres di tahun 1994 mendapat hadiah nobel perdamaian karena peran-perannya menjalin perdamaian dengan pimpinan Palestina Yaser Arafat kala itu dan Yitzhak Rabin dalam persetujuan Oslo.
Peres tampil ke depan sebagai Perdana Menteri Israel (1984-1986 dan 1995-1996), Menteri Luar Negeri Israel (2001-2002), dan Wakil Perdana Menteri dalam koalisi di bawah kepemimpinan Ariel Sharon pada awal tahun 2005. (na-str/aljzra)