Kabinet Israel, kemarin menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah musuh. Pernyataan ini berakibat tentara Israel meningkatkan serangannya ke wilayah Jalur Gaza. Dan perundingan damai yang sedang dirintis ulang oleh menteri luar negeri Amerika, Condoleeza Rice terancam mentah.
Kabinet Israel bidang keamanan, sepakat menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah musuh karena beberapa kali kelompok pejuang Hamas meluncurkan rudal udara buatan mereka, al-Qassam ke wilayah pendudukan Israel. Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni mengatakan, apa yang dinyatakan oleh kabinetnya hanya semata-mata tindakan balasan. Pernyataan ini dibuat untuk membela diri dari tuduhan sabotase pembincaraan damai antara Palestina dan Israel yang digagas Condoleeza Rice yang hari ini sedang berada di kawasan tersebut.
Dengan menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah musuh maka daerah ini akan diisolasi total oleh Israel, termasuk dari bantuan kemanusiaan, pangan dan obat-obatan yang akan diberikan kepada rakyat Palestina. Kunjungan Rice yang sudah terhitung enam kali ke Israel selama tahun ini, tampaknya akan menemui jalan buntu lagi karena sikap kepala batu negara Zionis Yahudi tersebut.
Presiden Mahmud Abbas mengatakan, isolasi yang dilakukan oleh Israel atas Jalur Gaza ini akan mengakibatkan 1. 5 jiwa rakyat Palestina menderita kelaparan di bulan Ramadhan. "Dan jika kelaparan memuncak, akan meningkat pula level kekerasan yang bisa terjadi, ini sesuatu yang tidak baik bagi rencana perdamaian kedua negara, " ujar Mahmud Abbas dalam siaran persnya.
Hari ini, recananya Condoleeza Rice akan bertandang ke Jerusalam dan bertemu dengan Perdana Menteri Palestina dari kelompok Fatah, Salam Fayyad dan juga Presiden Mahmud Abbas. Dan tampaknya, rakyat Palestina memang tak bisa berharap banyak atas kedatangan Condoleeza Rice ke wilayah ini. Sebab, bagaimana mungkin negara seperti Amerika Serikat yang berdiri 100% di belakang Israel mau dengan tulus mendukung perdamaian yang netral dengan Palestina. Betul kata Abdullah Azzam berpuluh tahun silam, "Untuk masalah Palestinya hanya ada senjata dan jihad sebagai penyelesaiannya. Tak ada negosiasi, tak ada konferensi. Semuanya akan sia-sia di depan bangsa Yahudi. " (Herry Nurdi/ Arab News)