Pasukan Israel dan tank-tanknya sudah bergerak ke selatan Jalur Gaza setelah upaya diplomasi untuk membebaskan serdadu Israel yang diculik kelompok pejuang Palestina menemui jalan buntu. Israel bahkan sudah melakukan serangan awal pada Rabu (27/6).
Juru bicara militer Israel membenarkan serangan yang dilakukan pada Rabu kemarin. Serangan itu dilakukan setelah mereka mengusir aparat keamanan Palestina yang bertugas di perbatasan kota Rafah. Serangan itu berupa serangan udara pada malam hari dengan target-target strategis berupa tiga jembatan dan sebuah gardu listrik. Serangan Israel ke pusat tenaga listrik itu menyebabkan kebakaran besar dan mengakibatkan kota Gaza gelap gulita karena aliran listrik terputus.
Saksi-saksi mata mengatakan, Israel melakukan serangan pada Selasa dan Rabu kemarin setelah PM Ehud Olmert menyetujui ‘operasi terbatas’ di selatan Gaza. Sumber-sumber di kemiliteran Israel yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan, operasi itu ditujukan pada ‘infrastruktur-infrastruktur teroris.’
Salah satu jembatan yang dihancurkan serangan udara Israel berlokasi di Gaza tengah, dua jembatan lainnya berada di dekat kota Deir al-Balah dan selatan kota Gaza. Militer Israel dan aparat keamanan Palestina mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Dalam pernyataannya militer Israel mengatakan, mereka menargetkan jembatan-jembatan tersebut untuk menghalangi agar kelompok pejuang Palestina yang menculik serdadu Israel tidak bisa bergerak bebas memindahkan tawanannya.
Sementara itu, aparat keamanan Palestina mengatakan, rusaknya jembatan-jembatan itu menyebabkan kota Gaza terbagi dua.
Ketegangan di Gaza makin memuncak, setelah negosiasi untuk membebaskan serdadu Israel yang diculik tidak mencapai kesepakatan. Stasiun televisi Israel Channel Two, mengutip pernyataan tim mediator dari Mesir dan Perancis menyebutkan sudah ‘tertutup kemungkinan’ untuk membebaskan serdadu Israel melalui negosiasi. (ln/aljz)