Israel mulai memprovokasi pasangan pemimpin baru AS. Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni dalam perbicangan lewat telepon dengan wakil presiden terpilih Joe Biden meminta agar AS tetap menerapkan kebijakan keras terhadap Iran dan gerakan Hamas di Palestina.
Pada Biden, Livni menyebut Hamas dan Iran sebagi kelompok ekstrimis yang sedang menguji sikap AS dan Israel. "Iran, Hamas dan kelompok ekstrimis lainnya sedang menguji sikap kita pada mereka, dan mereka harus paham bahwa dunia tidak akan bersikap toleran terhadap para ektrimis dan pada terorisme," kata Livni.
"Yang paling penting adalah, kita harus terus berkordinasi dalam menghadapi ancaman Iran karena waktu tidak sedang berpihak pada kaum moderat," sambung Livni seperti disampaikan oleh kementerian luar negeri Israel.
Sebelumnya, Livni mengatakan, persoalan akan muncul jika AS bersikap lunak dan melakukan dialog langsung dengan Iran. Livni mengungkapkan hal tersebut mengomentari kemungkinan pemerintahan baru AS dibawah pimpinan Barack Obama yang akan melakukan pembicaraan dengan Iran terkait program nuklir negara itu.
"Pada titik ini, dialog akan ditafsirkan sebagai pertanda kelemahan AS," ujar Livni.
Selain Livni, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak pada akhir pekan kemarin juga berusaha mempengaruhi AS agar tidak mengesampingkan kemungkinan serangan militer ke Iran terkait program nuklir Negeri Para Mullah itu. Barak mengatakan, Israel sendiri tidak akan mengesampingkan opsi militer terhadap Iran.
"Kami tidak akan mengesampingkan opsi apapun. Kami merekomendasikan negara-negara lain juga tidak mengesampingkan pilihan serangan militer ke Iran," kata Barak setelah melakukan pembicaraan dengan partnernya, Menlu AS Condoleezza Rice. (ln/MET)