Tiba-tiba Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jendral, Gabi Ashkenazi, terbang ke Washington, akhir pekan ini, dan akan melakukan pembicaraan dengan sejumlah pejabat tinggi AS. Pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi militer AS itu, Ashkenazi akan membahas masalah ancaman keamanan yang bersifat regional dan global. Namun, nampaknya Ashkenazi akan lebih fokus tentang ancaman nuklir Iran.
Berbagai sumber militer di Israel, menyebutkan Ashkenazi, terbang ke Washington, Kamis malam, dan langsung akan menemui Jendral James Jones, yang menjabat Ketua Dewan Keamanan Nasional (NSC). Para pejabat militer Israel, yang dipimpin Ashkenazi itu, dimaksudkan ingin memanfaatkan posisi Jendral Jones, yang mempunyai posisi yang sangat penting dalam pemerintahan Presiden Obama. Sejauh ini, menunjukkan fihak militer Israel, ingin mempengaruhi agar kebijakan dibidang pertahanan dan keamanan Washington itu, jangan ‘vis a vis’ (berhadap-hadapan) dengan Israel, khususnya masalah Palestina.
Ashkenazi juga dijadwalkan bertemu dengan Dennis Ross (Yahudi), yang belum lama ini diangkat oleh Obama, menjadi penasehat khusus Menlu AS, Hillary R.Clinton. Dennis Ross adalah sebelumnya di masa Clinton, pernah diangkat menjadi ‘special envoy’ (utusan khusus) bagi Timur Tengah. Tentu, Ross lebih memihak kepentingan Israel. Ashkenazi bertemu dengan Ross itu, lebih fokus akan melakukan diskusi dan konsultasi tentang masalah keamanan dan intellijen.
Selanjutnya, Jendral Ashkanezi yang didampingi jurubicara militer Israel, Brigadir Jendral Avi Benayahu dan Atase Militer Israel di Washington, Mayor Jendral Benny Gantz, dijadwalkan akan bertemu dengan Mike Mullen, yang menjadi Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, serta Menteri Pertahanan Robvert Gate, di Washington. Pertemuan itu, lebih difokuskan tentang nuklir Iran, yang dianggap Israel sudah menjadi factor ancaman. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Israel ingin melakukan tindakan militer secara unilateral (sepihak). Dan, Israel ingin mendapatkan dukungan dari AS, khususnya menghadapi ancaman nuklir Iran.
Kekawatiran Israel terhadap ancaman nuklir Iran, akibat sebelumnya, dalam rapat kabinet, di mana Mayor Jendral Amos Yadlin, memberikan informasi bahwa Iran telah mampu menggunakan teknologi untuk membuat senjata nuklir. Sementara itu, Kepala Staf Gabungan AS, Mike Mullen, menyatakan : “Adalah sangat penting antara Israel dan AS, bahu membahu menghadapi ancaman nuklir Iran”, tegas Mullen. Selain itu, kunjungan Ashkenazi ke Washington itu, mengharapkan bantuan militer AS, ditingkatkan, dan keinginan Israel mendapatkan pesawat jeni baru AS, Stealth generasi kelima, yang lebih canggih lagi.
Berbagai spekulasi yang muncul, jika Benyamin yang ultra kanan itu, memegang pemerintahan baru di Israel, kemungkinan besar pilihan militer akan dilakukan, dalam rangka melakukan eliminasi (penghapusan) ancaman nuklir Iran, dan itu pasti menggunakan kekuatan militer. Tinggal, siapa yang akan melakukan serangan ke fasilitas nuklir Iran itu? AS atau Israel?
Kemungkinan pilihan (opsi) militer dalam menghadapi ancaman nuklir Iran itu, nantinya akan menjadi lebih jelas, siapa yang diangkat Netanyahu menjadi Menteri Pertahanan Israel? Dari kalangan militer Israel, santer yang disebut Moshe Ya’alon, yang pernah duduk di dalam pemerintahan Ariel Sharon. Ya’alon sangat keras dalam menghadapi Arab dan Palestina, juga sangat pro Partai LIkud.
Naiknya Benyamin Netanyahu yang didukung Lieberman, yang sama-sama dari partai sayap kanan, tidak menjadikan dunia, dan kawasan di Timur Tengah lebih aman. (m/jp)