Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan proyek tafsir alquran online. Sejumlah negara-negara Arab mencurigai proyek yang menurut Israel bertujuan untuk menjembatani dunia Islam dengan Barat.
Kementerian Luar Negeri melibatkan sekitar 15 akademisi Muslim dari kalangan Arab Badui di Israel untuk membuat proyek yang diberi nama Quranet itu. Menurut Kementerian Luar Negeri, keterlibatan mereka sebagai bagian dari program Master mereka di bidang konseling di bidang pendidikan dan sebagai "alat pendidikan untuk mengungkap keindahan al-Quran dan penghormatan al-Quran terhadap kemuliaan umat manusia."
Israel juga melibatkan tiga ulama Islam yang akan memeriksa kembali keseluruhan isi Quranet. Meski demikian, pengawasan terhadap Quranet tetap berada di pihak Israel, yang menunjuk seorang Yahudi Profesor Dr. Ofer Grosbard sebagai pengawasnya.
Situs Kementerian Luar Negeri Israel menyebutkan, Quranet adalah proyek untuk mentransformasikan al-Quran menjadi alat yang unik dan bisa dimanfaatkan untuk sarana pendidikan bagi para orangtua dan guru. Dengan cara ini orang akan dengan mudah mengakses keindahan dan kekuatan al-Quran.
Untuk mengakses Quranet, para penggunanya tinggal memilih indeks topik yang diinginkan untuk mendapatkan ayat-ayat al-Quran yang relevan dengan topik terkait, disertai dengan penjelasan bagaimana cara mengimplementasikan ayat-ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Proyek Quranet ditampilkan pada bulan Mei di aula gedung kepresidenan Israel di wilayah pendudukan Yerusalem. Selain meluncurkan situsnya, materi-materi Quranet juga akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh Penerbit Universitas Ben Gurion.
Israel meluncurkan situs Quranet, karena terinspirasi dari seorang mahasiswa Badui yang sedang mengikuti pendidikan di bidang ilmu Psikologi Pembangunan. Mahasiswa itu mengatakan pada Profesor Grosbard bahwa ayat-ayat al-Quran mampu memberikan dampak yang dashyat bagi para orang tua yang berkonsultasi tentang problem anak-anak mereka.
Grosbard kemudian membawa al-Quran ke kelas mereka dan meminta para mahasiswa Badui itu menunjukkan ayat-ayat mana yang terkait dengan masalah pendidikan. Mereka kemudian memilih 300 ayat. Masing-masing ayat dikaitkan dengan cerita dan penjelasan singkat dari sisi pendidikan dan psikologi yang dibuat Grosbard. Ayat-ayat yang dipilih itu kebanyakan ayat-ayat yang berisi tentang tanggung jawab, saling menghormati dan kejujuran.
Namun proyek Quranet Israel ini menimbulkan kekhawatiran di dalam dan di luar Israel. Kementerian Agama Mesir menilai Israel akan memanipulasi al-Quran untuk kepentingannya sendiri. Deputi kementerian agama Mesir Syaikh Shawqi Abdul Latief menyatakan, kementeriannya akan mengeluarkan pernyataan tentang manipulasi dalam proyek itu dan akan mengeluarkan larangan terhadap Quranet di dunia Islam.
Pernyataan tegas juga dikeluarkan oleh Kementerian Agama Palestina yang meragukan validitas dari tafsir al-Quran versi Israel. Menurut kementerian itu, sudah ada tafsir-tafsir al-Quran yang benar dan tidak perlu diluncurkan tafsir seperti proyek Quranet Israel. (ln/al-araby)