Agresi militer Zionis Israel selama tiga minggu di Jalur Gaza Palestina telah menewaskan lebih dari 1400 warga Palestina dan lebih dari 5000 orang yang terluka dan kebanyakan dari yang mejadi korban dari agresi militer itu merupakan warga sipil. Dan untuk meredam protes terhadap aksi sadis mereka tersebut, kementerian Luar Negeri Israel meningkatkan kampanye berupa “Soft War’ .
“Soft War’ atau kampanye hubungan masyarakat secara intensif dimaksudkan untuk mencoba membentuk opini positif kepada dunia internasional atas reputasi Israel yang buruk, akibat kerusakan yang telah dilakukan sewaktu agresi militer ke Gaza yang banyak menelan korban warga sipil.
Kementerian luar negeri Israel telah mengirim enam orang menteri untuk keliling Eropa dan Amerika, untuk membentuk opini kepada para politisi dan media mengenai peristiwa Gaza versi Israel.
Negara Zionis Israel mempunyai mesin publikasi dan propaganda yang sangat terorganisir di luar negeri yang dikenal dengan nama ‘Hasbara’ yang berarti ‘penjelasan’ dalam bahasa Ibrani.
Selama bertahun-tahun – Hasbara beroperasi dari kedutaan besar dan konsulat mereka di luar negeri untuk menyebarkan propaganda yang sangat pro kepada Zionis Israel.
Beberapa humas dari organisasi-organisasi yang pro-Israel juga bekerja untuk Hasbara dan sangat intensif terlibat dalam dunia jurnalistik dan kampanye di radio yang bertujuan menantang setiap pandangan kritis terhadap Zionis Israel. Banyak wartawan yang meliputi Timur Tengah akan mengkonfirmasikan dahulu sewaktu akan meliput kawasan tersebut, mengingat kuatnya lobi-lobi kelompok Yahudi di media. Para editor media sering mendapatkan surat-surat protes atas artikel-artikel yang dianggap mengkritisi Israel.
Mahasiswa di kampus-kampus Amerika yang mendukung Israel di berikan handbook Hasbara – yang menjelaskan secara detail bagaimana mempromosikan Israel dan mengkounter kritikan-kritikan terhadap Israel.
Hasbara sudah aktif menjalankan misinya bertahun-tahun dan gerakan ini makin intens sewaktu agresi militer Israel di Gaza dengan operasi Cast Lead nya.
Konsulat Israel di New York meningkatkan misi kampanye mereka di situs internet beberapa hari yang lalu untuk melawan gambar yang menampilkan perang Gaza lewat hasil pencarian, ketika kata “Israel’ di ketik di mesin pencari Google.
Misi ini termasuk sebuah rencana untuk ‘membanjiri’ situs-situs internet dengan gambaran positif negara Zionis Israel dengan menampilkan foto-foto menarik yang dilakukan oleh fotografer profesional.
Kementerian Luar Negeri Israel yang terhubung dengan konsulat, memutuskan saat ini adalah waktu untuk ‘berjuang kembali’ lewat cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Konsulatlah yang berada di belakang publikasi dan kampanye serta propaganda positif terhadap Israel. Dan sebagai bagian dari misi barunya, konsulat Israel akan menerbangkan tujuh pakar media ke Israel, termasuk di dalamnya kameraman dan fotografer yang akan di ‘didik’ supaya berusaha untuk lebih menampilkan sisi positif dari negara Zionis Israel ke media.
Kementerian luar negeri juga mencoba mengorganisir sebuah wisata udara yang juga merupakan bagian dari misi untuk memberikan pandangan lebih luas atas negara Zionis Israel. Foto-foto yang diambil pada wisata udara itu akan di upload ke situs-situs internet termasuk Wikipedia, Facebook, Twitter dan Flickr dan juga akan ditampilkan di beberapa blog.
Tindakan terakhir ini dilakukan – menyusul setelah Google menolak permintaan Israel untuk tidak menampilkan gambar-gambar kerusakan dan kebiadaban sewaktu agresi militer Israel ke Gaza.
“Kami sebenarnya telah memprotes Google karena telah memasukkan foto-foto akibat serangan militer Israel di gaza yang disertakan sewaktu orang menggunakan mesin pencari untuk mengetahui tentang Israel, tetapi kami tidak bisa mengontrol hal itu semua, karena semua orang bisa meng upload foto apapun di Google,” kata David Saranga seorang konsultan untuk media dan publik affair pada konsulat Israel di New York.
Tujuan dari semua itu adalah untuk melawan media dan situs-situs yang berperang melawan Israel lewat blog dan menggunakan situs jejaring sosial.
Langkah terbaru di dalam perang propaganda tersebut – menyusul setelah Kementerian Luar Negeri Israel mengkampanyekan “StandWithUs”, sebuah kampanye yang lebih awal untuk melakukan pembelaan terhadap Israel atas kritikan-kritikan yang beredar di internet. StandWithUs saling berhubungan dengan ‘Web Situation Room’ yang didirikan di New York untuk membuka jalan bagi AS mengintervensi Internet.
Sekitar 3500 relawan termasuk nama-nama media yang terkenal telah direkrut untuk merespon secara real time untuk menjawab secara online setiap kritikan yang ditujukan kepada Israel dan membantu mengkounter informasi yang salah tentang situasi yang sebenarnya menurut versi Israel.”
Direktur StandWithUs Israel – Michael Dickson mengatakan,” Ini adalah advokasi lewat internet atas sebuah landasan perang dan kami sedang membuat sesuatu perbedaan yang signifikan.
“Ini merupakan sebuah kombinasi dari penggunaan teknologi yang sudah ada, inovasi dan memanfaatkan kepedulian masyarakat secara bersama, yang akhirnya menimbulkan dampak baik bagi Israel,” katanya menambahkan.
Organisasi itu juga telah menyerukan aktivis seluruh dunia untuk ikut terlibat dalam pembelaan terhadap Israel lewat sebuah situs baru yang beralamat di www.helpuswin.org.
StandWithUs telah mengorganisir demonstrasi di kota-kota besar di seluruh Amerika, Kanada dan di Israel untuk mengkounter demonstrasi pro-Palestina yang berlangsung di pusat-pusat kota seluruh dunia. (fq/mt)