Penjajah Zionis Israel tutup telinga tutup mata terhadap penderitaan miris yang dialami warga Palestina di Ghaza selama enam bulan. Meski teriakan tangis melepas wafatnya sejumlah warga yang tidak diperkenankan keluar Ghaza lantaran sakit, Israel malah memperketat lagi isolasi dan pengepungannya.
Kini, Israel mengurangi jatah bahan bakar ke wilayah yang dikuasai Hamas, pemenang pemilu secara sah di Palestina itu. Sejumlah pom bensin di Ghaza, akhirnya terpaksa tutup sejak hari Ahad kemarin (2/12), karena tidak ada lagi bahan bakar jenis apapun yang tersisa.
Mahmud Khaznidar, wakil pemimpin sebuah SPBU mengatakan, bahwa pihaknya tidak lagi mempunyai bahan bakar dari jenis apapun. Sementara efeknya sudah terasa dengan tidak beroperasinya mobil ambulans yang biasa digunakan untuk merawat pasien.
Ia menyebutkan bahwa Israel yang biasa mensuplai bahan bakar ke wilayah Ghaza, semakin lama semakin mengurangi suplainya sejak 28 Oktobr lalu, satu bulan setelah Ghaza berada di bawah kekuasaan Hamas dan ditetapkan sebagai daerah musuh. Pejabat yang menangani masalah bahan bakar di Palestina mengatakan, Israel menurunkan suplai bahan bakar hingga 190 ribu liter bensin, dari suplai semula 350 ribu liter. Padahal kadar 350 ribu liter bensin itupun hanya bisa memenuhi kebutuhan standar di Ghaza.
Ia menjelaskan Israel hari Kamis lalu, sempat mensuplai 60 ribu liter bensin, kemudian mencoba juga mensuplai 90 ribu liter di hari Ahad. Akan tetapi pengelola SPBU di Ghaza kompak tidak menerimanya untuk memprotes pengurangan yang dilakukan Israel.
Organisasi HAM Palestina di bawah kementerian Ekonomi kabinet Haniyah, telah meminta Mahkamah Agung Israel untuk menghentikan pengurangan jatah bahan bakar karena mereka yakin, perilaku Israel itu termasuk dalam kerangka hukuman massal yang diterapkan Israel atas rakyat Palestina di Ghaza. (na-str/aljzr)