“Jika bukan karena Israel telah menyaksikan sikap bisu bangsa Arab dan Islam terhadap aksi pengerukan di pintu Al-Maghariba pada bulan Februari lalu, Israel takkan berani mengklaim penemuan situs peninggalan Haekal Sulaiman yang ada di bawah di Masjid Al-Aqsha. ”
Kalimat pahit ini diucapkan sejumlah tokoh, ulama, serta pemimpin politik Palestina. Mereka mengkritik keras siap diam dan lemah yang dipertontonkan kaum Muslimin terhadap tindakan keji Israel untuk melakukan penggalian di sekitar pintu Al-Maghariba, yang merupakan salah satu akses masuk ke wilayah Masjid Al-Aqsha.
Seruan dan kritik yang mengingatkan keberanian Israel untuk mulai menyentuh lokasi kiblat pertama umat Islam itu bukanlah hal baru. Hal itu sudah berulangkali disampaikan mereka melalui berbagai media. Dan kali ini mereka memperbarui ingatan dunia Islam tentang ancaman serius yang sedang terjadi di Masjid Al-Aqsha. Mereka menyatakan, peringatan ini, sebagai sinyal “warning” yang berbunyi kembali sebelum terjadi kehancuran dan Yahudisasi lokasi suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Syaikh Muhammad Azzam, Direktur Wakaf Al-Quds, menkritik keras klaim Yahudi yang disebarkan di sejumlah media massa Israel hari Ahad (21/10). Harian-harian itu menyebutkan bahwa para arkeolog Israel mengklaim telah menemukan sejumlah sisa-sisa Haekal Sulaiman, yang diyakini berada di bawah Masjid Al-Aqsha. Situs Haekal Sulaiman itu, kata mereka, dibangun pada tahun 586 sebelum Masehi. Masalahnya, kebohongan Israel itu terendus oleh pihak Palestina saat pihak wakaf Palestina sedang menggali lubang untuk memperpanjang kabel listrik guna penerangan di masjid Al-Aqsha pada bulan Ramadhan yang baru lalu.
“Ternyata lubang-lubang galian di bawah Al-Aqsha pun dilakukan pada siang hari. Jaraknya dari permukaan tanah, sekitar satu meter. Sebenarnya peninggalan bersejarah itu merupakan bangunan saat zaman pemerintahan Utsmani, bukan ke zaman lampau sebelum masehi seperti yang diklaim oleh Yahudi, ” jelas Muhammad Azzam.
Sementara itu, Syaikh Kamal Khatib, wakil ketua Harakah Islamiyah di jalur hijau Pelestina mengatakan, “Israel berani melontarkan klaim seperti ini, setelah mereka yakin dengan sikap diam dan lemahnya bangsa Arab dan umat Islam terhadap penggalian yang mereka lakukan sejak bulan Februari tahun ini di pintu Al-Maghariba, Masjid Al-Aqsha. (na-str/iol)