Di tengah-tengah krisis ekonomi yang mencekik rakyat Palestina, penjajah Zionis Israel kembali melakukan pembantaian di Jalur Gaza, Jum’at (06/05/06) malam. Serangan di kampung Sabra di kota Gaza ini mengakibatkan 5 orang gugur dan 4 lainnya terluka. Perlawanan Palestina berjanji akan melakukan aksi serangan balasan atas pembantaian Zionis Israel ini. Sementara itu pemerintah Palestina mengeluarkan kecaman keras atas aksi yang disebutnya sebagai “pembantaian biadab” ini.
Sumber-sumber medis Palestina menyebutkan, pesawat mata-mata Zionis Israel melepaskan 3 rudal udara-darat ke arah markas Brigade Nasher Shalahuddin, sayap militer Popular Resistance Committee (PRC) dan mengakibatkan 5 orang warga Palestina gugur dan 4 orang lainnya terluka.
Menurut sumber medis Palestina, mayoritas korban dari keluarga Dagmas, asal komandan Brigade Shalahuddin di Gaza, Mumtaz Dagmas. Dr. Muawiyah Hasanain, Direktur Gawat Darurat di Depertemen Kesehatan Palestina mengatakan, tim medis mengevakuasi kelima korban yang meninggal dalam keadaan tidak utuh. Sementara itu para korban yang luka dilarikan ke rumah sakit terdekat di kota Gaza.
Janji akan Lakukan Serangan Balasan
Faksi-faksi perlawanan Palestina kompak mengecam aksi biadab Zionis Israel dan berjanji akan melakukan aksi serangan balasan. Juru Bicara Brigade Nasher Shalahuddin, sayap militer Popular Resistance Committee (PRC), Abu Syarif mengatakan, “Komite Perlawanan akan melakukan aksi-aksi serangan roket dari Jalur Gaza ke target-target Zionis Israel, sebagai aksi balasan atas pembantian Zionis Israel di Jalur Gaza.” Pihaknya juga menyerukan faksi-faksi perlawanan Palestina untuk melakukan aksi balasan atas kebiadaan Zionis Israel ini.
Brigade Martir al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, turut mendukung seruan yang disampaikan PRC. Dalam pernyataannya, Brigade al-Quds berjanji akan melakukan serangan balasan ke jantung Zionis Israel. Ditegaskan, pihaknya tidak akan berpangku tangan menyaksikan kebiadaban Zionis Israel dan akan melanjutkan serangan ke kota-kota Israel yang dekat dengan wilayah Jalur Gaza.
Juru Bicara Brigade al-Aqsha, sayap militer gerakan Fatah, Abu Tsair juga menyatakan berjanji akan melakukan serangan balasan terhadap aksi Israel yang disebutnya sebagai tindakan pengecut itu. Abu Tsair mengatakan, “Brigade al-Aqsha, Brigade al-Quds dan PRC tidak akan berpangku tangan. Tidak akan membiarkan penjajah Zionis Israel memiliki kesempatan untuk memisahkan antar faksi perlawanan.” Untuk itu, pihaknya akan melakukan serangan balasan dengan kuat terhadap kejahatan yang terus dilakukan penjajah Zionis Israel.
Pemerintah Kecam Dunia Diam
Sementara itu pemerintah Palestina melalui juru bicaranya, Dr. Ghazi Hamad mengecam keras aksi kebiadaban Zionis Israel ini. Dia mengatakan, “Kejahatan Israel ini merupakan pesan dari PM Israel Ehud Olmert kepada masyarakat internasional selang sehari saja setelah pengesahan pemerintahan baru oleh Knesset.”
Dia menegaskan, bagaimana mungkin aksi-aksi semacam ini datang dari sebuah pemerintahan yang mengatakan dirinya menginginkan perdamaian?
“Bukanlah hal yang mengherankan bila kejahatan biadab Zionis Israel ini terjadi pada hari kedua setelah pengesahan pemerintahan baru, yang telah mengklaim dengan penuh kebohongan dan kedustaan bahwa pemerintahnya komitmen dengan perdamaian dan perundingan. Pembantaian ini telah menyingkap wajah buruk pemerintahan Israel dan kebijakan politiknya yang rasial dan jahat,” ungkap Ghazi.
Ghazi menambahkan, “Pemerintah penjajah Israel masih terus dengan kebijakan permusuhannya terhadap putra-putra bangsa Palestina. Dan anehnya, masyarakat internasional menghadapi semua itu dengan diam dan membisu, apalagi mau mengeluarkan kecaman dan kritikan terhadap kejahatan yang berulang-ulang ini.”
Dalam pernyataanya Ghazi menegaskan, “Sudah barang tentu kejahatan ini akan menambah ketegangan dan eskalasi kekerasan.” Dan menurutnya, penjajah Zionis Israel bertanggung jawab penuh atas semua akibatnya.
“Praktek-praktek biadab ini tidak akan melemahkan bangsa kami untuk terus melanjutkan jalannya demi merealisasikan obsesinya untuk kebebasan dan kemerdekaan. Kami bertekad akan terus maju menentukan akhir penjajah yang dzalim ini meski kami harus menanggung beban dan pengorbanan,” imbuh Ghazi. (was/pic-ikhol)