Warga Beit Hanun di Jalur Gaza dikejutkan oleh serangan mortir yang ditembakkan dari tank-tank Israel ke pemukiman mereka. Serangan itu menewaskan 18 orang warga sipil Palestina, termasuk delapan anak-anak yang sedang tertidur lelap ketika serangan terjadi.
Para saksi mata mengatakan, mereka yang tewas dalam serangan Israel Rabu (8/11) dinihari waktu setempat adalah anak-anak dan kaum perempuan. Menteri Kesehatan Palestina, Khalid Radi mengungkapkan, dari jumlah korban tewas, tiga belas di antaranya berasal dari satu keuarga. Menurut Radi, sedikitnya 40 orang yang kesemuanya warga sipil mengalami luka-luka.
Warga Beit Hanun mungkin tidak menduga serangan itu, karena mereka melihat tank-tank Israel sudah meninggalkan wilayah itu sehari sebelumnya.
Pihak rumah rumah sakit di Jalur Gaza mengatakan, warga sipil yang mengalami luka-luka jumlahnya kemungkinan lebih besar. Mereka dilarikan ke empat rumah sakit yang ada di seluruh Jalur Gaza.
Serangan Israel itu sungguh keji karena dilakukan pada saat warga Beit Hanun masih terlelap dalam tidur. Seorang saksi mata Attaf Hamad mengungkapkan, "Mortir-mortir dari tank Israel menghantam dan menghancurkan empat rumah."
"Ini adalah pemandangan yang paling menyedihkan yang pernah saya lihat. Kami melihat kepala-kepala, kaki-kaki dan tangan-tangan berceceran di jalan. Saya melihat orang-orang keluar dari rumah dengan tubuh berlumur darah. Saya mulai berteriak-teriak membangun para tetangga," tutur Hamad.
Pihak militer Israel belum memberikan pernyataan atas serangan tersebut.
Sementara di Tepi Barat, tentara-tentara Zionis menembak mati empat pejuang Palestina dan seorang warga sipil. Juru bicara militer Israel mengatakan, penembakan itu terjadi saat pasukan Israel sedang mencari para pejuang Palestina di desa Yamoun, dekat kota Jenin di Tepi Barat.
Palestina Kecam Serangan Israel
Atas serangan Israel yang keji itu, PM Palestina Ismail Haniyah meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan untuk membahas tindakan Israel tersebut.
"Saya menyerukan Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat untuk menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat," pinta Haniyah.
Dihadapan massa pengunjuk rasa di depan Rumah Sakit Kamal Adwan di sebelah utara Jalur Gaza, pemimpin lokal Hamas, Nizar Rayan berorasi,"Kita akan melakukan perlawanan terhadap Israel. Kita akan menembakkan roket-roket kita, para martir kita siap mengorbankan dirinya untuk tanah air kita yang terjajah."
"Mereka akan menyerang Jaffa, Haifa dan Ashdod. Pertempuran akan berlanjut. Senjata tidak akan diletakkan. Kita semua adalah martir-martir yang sedang menunggu. Pembalasan akan segera datang," tegas Rayan berapi-api.
PM Palestina Ismail Haniyah juga menyatakan bahwa upaya untuk membentuk pemerintahan nasional bersatu ditunda akibat terjadinya serangan-serangan Israel itu.
Ia mengumumkan hal tersebut dalam rapat kabinet darurat. "Sebagai protes dari pembantaian yang keji ini, kantor perdana menteri menunda pembicaraan untuk membentuk pemerintahan nasional bersatu," kata Haniyah. (ln/aljz/AP)