Israel masih terus berupaya membuat kesepakatan-kesepakatan dengan para pimpinan Fatah, untuk menghadapi kekuatan Hamas di Ghaza. Di antara kesepakatan yang telah dibuat, ada yang sudah membuahkan hasil, di mana lebih dari 300 anggota milisi yang berafiliasi dengan gerakan Fatah, kini menyerahkan senjata mereka.
Menurut seorang pejabat keamanan Palestina, penyerahan senjata itu adalah bagian dari kesepakatan pemberian amnesti oleh Israel. Israel sebelumnya menjanjikan amnesti dengan tidak menjadikan orang-orang Fatah sebagai target serangannya, asalkan mereka menghentikan serangan ke Israel. Selain itu, janji amnesti itu juga untuk mempercepat peningkatan hubungan antara Israel dengan para pemimpin Fatah di Tepi Barat, setelah Hamas berhasil menguasai Ghaza pada pertengahan Juni kemarin.
Kesepakatan lainnya yang masih dibahas oleh Presiden Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert adalah persiapan untuk menggelar konferensi Timur Tengah bulan November mendatang, yang akan disponsori oleh AS. Rencananya, kedua pemimpin itu akan bertemu hari ini, Senin (6/8) untuk membahas hal tersebut.
Aparat keamanan Israel menyatakan, tempat pertemuan yaitu kota Jericho di Tepi Barat dilaporkan masih tentatif, tergantung apakah aparat keamanan Israel merasa bisa melindungi Perdana Menteri Olmert jika datang ke kota itu.
Menteri Penerangan Palestina Riad Malki menyatakan, lewat konferensi yang disponsori AS itu, pemerintahan Palestina di Tepi Barat berharap bisa menguasai kembali seluruh wilayah, termasuk Ghaza yang sampai saat ini masih dikuasai Hamas.
Jika pertemuan jadi dilangsungkan di kota Jericho, maka Ehud Olmert akan menjadi perdana menteri Israel pertama yang berkunjung ke Palestina dalam waktu enam tahun terakhir.
Penasehat Abbas dan juru runding Palestina Saeb Erekat mengatakan, fokus pembicaraan pertemuan antara Abbas-Olmert meliputi masalah perbatasan, status Yerusalem dan masalah pengungsi Palestina. (ln/arabnews/aljz)