PM Israel Ehud Olmert sangat gusar dengan sikap Iran yang tetap menolak menghentikan obsesi pengembangan teknologi nuklirnya. Dalam kunjungan Olmert ke Washington yang berlangsung sejak hari Ahad (12/11), Olmert menyampaikan ancamannya kepada Iran bila tetap bertahan dengan sikap tersebut. Ia juga meminta pemerintah AS untuk tidak terburu-buru hengkang dari Irak mengingat Irak akan semakin menjadi lokasi rawan bagi meningkatnya aksi kekerasan bersenjata, bila AS meninggalkan Irak.
“Iran mesti ‘takut’ terhadap hukuman yang akan diberikan bila tuntutan dunia internasional terkait program nuklirnya tetap ditolak. Saya tidak yakin Iran akan menerima usul tersebut bila Iran tidak memiliki latar belakang yang jelas yang membuat mereka takut terhadap hukuman itu bila tetap menolak,” ujar Olmert.
Olmert kemudian mengulangi kembali ancamannya kepada Iran sebagaimana yang pernah ia ungkapkan. “Ada harga mahal yang harus dibayar Iran bila tetap tidak mau akomodatif terhadap tuntutan internasonal,” ujar Olmert tanpa menyebutkan lebih detail masalah hukuman itu.
Ketika ditanya kemungkinan Israel akan melakukan ekspansi militer ke Iran, Olmert mengatakan, “Perkataan saya sudah jelas. Israel takkan membiarkan sama sekali ancaman nuklir apapun dari pihak Iran.”
Ia juga mengatakan, “Jika ada upaya perundingan, maka sikap saya sudah jelas. Yakni bila Iran mau akomodatif dan menerima penghentian proyek teknologi nuklirnya, maka kami akan mendukungnya. Tapi saya tidak yakin bahwa Iran akan menerima itu jika Iran belum merasa takut dengan akibatnya.”
Sementara itu, menanggapi perkataan Olmert, Iran balik mengancam bahwa pihaknya akan segera memberi balasan jika Israel menyerang Iran. Muhammad Ali Husaini, jubir Menteri Luar Negeri Iran berbicara hari Ahad (12/11), “Jika Israel melakukan tindakan bodoh itu, maka balasan Iran dan penjagaan revolusi Iran akan sangat cepat, telak dan menghancurkan. Itu hanya akan berjarak beberapa detik saja.”
Husaini meremehkan ancaman Israel dengan mengatakan, “Israel tidak mempunyai sarana atau kemampuan untuk berani mengancam Iran, karena kondisi negara mereka secara internal saja sudah rapuh.” Sementara tambahnya, Iran saat ini tengah membangun tiga ribu lokasi alat pengembangan uranium untuk tujuan damai. Rencananya, pada Maret 2007 mendatang, proyek pengembangan uranium itu sudah mulai beroperasi. “Para penanggung jawab dan pakar Iran mengerjakan target ini di bawah pengawasan Dewan Pengawasan Nuklir Internasional,” ujarnya. (na-str/iol)