Upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina nampaknya masih akan menemui jalan buntu, karena Israel mengatakan target perdamaian Israel-Palestina pada akhir tahun 2008 tidak akan tercapai, termasuk persoalan Yerusalem yang menjadi isu penting karena sampai saat ini masih berada di bawah pendudukan rezim Zionis itu. Israel ternyata masih enggan mengembalikan Yerusalem pada bangsa Palestina
Hal tersebut disampaikan seorang pejabat senior Israel, mengutip pernyataan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert di parlemen. "Saya tidak yakin kita bisa mencapai kata sepakat mengenai Yerusalem pada akhir tahun ini, " kata pejabat senior itu mengulang pernyataan Olmert.
Padahal dalam konferensi Annapolis yang digagas Presiden AS George W. Bush, Olmert sudah menyatakan komitmennya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Palestina pada akhir tahun ini. Dalam pernyataannya di parlemen, Olmert beralasan, untuk saat ini secara praktis belum terbuka kemungkinan bagi tercapainya kesepahaman secara menyeluruh tentang isu Yerusalem.
"Tapi ada keinginan untuk membuat sebuah mekanisme guna melanjutkan negosiasi soal Yerusalem dalam waktu yang lebih panjang sampai tercapai kesepahaman yang disetujui keduabelah pihak, " kata Olmert.
Israel menganeksasi hampir seluruh wilayah Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua yang menjadi tempat suci bagi umat Islam dan Kristiani, usai perang tahun 1967. Israel mengklaim Yerusalem adalah miliknya dan akan menjadi ibukota negara Israel. Dunia internasional dan bangsa Palestina tidak mengakui klaim Israel tersebut, terutama bangsa Palestina yang akan menjadikan Yerusalem sebagai ibukota negara Palestina kelak.
Pihak Palestina mengecam pernyataan Olmert karena telah melanggar komitmen yang dibuatnya sendiri. Palestina menyatakan tidak akan melakukan kesepakatan apapun dengan Israel, jika tidak mengikutsertakan isu Yerusalem.
"Israel adalah garis merah bagi kehormatan otoritas dan rakyat Palestina. Kami tidak akan mundur se-inci pun dari garis itu, " kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Palestina.
Ia menegaskan, "Yerusalem Timur adalah ibukota negara Palestina dan pernyataan Olmert adalah upaya untuk melarikan diri dari komitmen-komitmen yang dibuatnya saat konferensi Annapolis di depan Presiden Bush."
"Pemerintah AS harus memaksa Israel agar lebih serius dalam negosiasi dan berhenti mengulur-ulur waktu lagi, " tukas Abu Rudeina.
Tembok Tepi Barat
Bersamaan dengan pernyataan para pejabat Israel yang mengisyaratkan keengganan mereka memenuhi janji penyelesaian damai dengan Palestina, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa Israel berjanji akan menghancurkan tembok pemisah yang dibangunnya di Tepi Barat.
Israel menyatakan, rencana itu sebagai jawaban atas petisi yang diajukan warga Palestina dari dua desa di dekat tembok pemisah itu ke pengadilan Israel. Tapi tembok yang oleh Israel dijanjikan akan dirobohkan, cuma sepanjang 2, 4 kilometer, hanya sebagian kecil dari tembok pemisah yang panjangnya mencapai 252 mil. Israel membangun tembok pemisah itu dengan alasan untuk mencegah serangan bom bunuh diri ke wilayah Israel, dan Israel mendirikan tembok itu dengan merampas tanah-tanah milik warga Palestina dan membuat sejumlah desa-desa Palestina terisolasi. (ln/al-arby)