Jalur Ghaza gelap gulita. Perusahaan listrik Palestina menyatakan, mereka harus memutus aliran listrik karena kurangnya pengiriman bahan bakar untuk pembangkit listrik dari Israel.
Perusahaan listrik Palestina sejak hari Jumat (17/8) mengumumkan, bahwa mereka akan memutus aliran listrik mulai pukul 06. 00 sore. Menurut Rafiq Maliha, direktur perusahaan, pihaknya terpaksa menghentikan tiga dari empat generator pembangkit listrik.
Ghaza hanya memiliki pembangkit listri berkekuatan 140 megawatt, yang harus mensuplai kebutuhan listrik di 3/4 wilayah Ghaza. Dan bahan bakar untuk pembangkit listrik itu, semuanya didatangkan dari Israel. Sisa kebutuhan listrik di Gaza, disuplai langsung dari Israel, Mesir dan perusahaan listrik swasta.
Menurut saksi mata, setelah aliran listrik untuk wilayah utara Ghaza diputus, aliran listrik di wilayah selatan juga mulai padam.
"Kami tidak menerima kiriman bahan bakar sejak hari Kamis pagi, sampai hari ini, karena Sabtu adalah hari Sabat bagi masyarakat Israel,
sehingga mereka tidak melakukan aktivitas kerja. Situasinya sangat sulit, " kata Maliha.
Ia menyatakan, jika bahan bakar tidak segera dikirim sampai Minggu (19/8) pagi, produksi listrik akan terhenti seluruhnya. Ini artinya seluruh wilayah Ghaza akan gelap gulita.
Menurut Maliha, Israel menghentikan pengiriman bahan bakar karena situasi keamanan di perbatasan Nahal Oz, pesisir pantai yang membatasi Jalur Ghaza dan Israel.
Juru bicara militer Israel membenarkan bahwa pengiriman bahan bakar ke Jalur Ghaza dihentikan karena alasan keamanan.
"Lebih dari 1, 4 juta liter bahan bakar di kirim dari Israel ke Jalur Ghaza melalui perbatasan Nahal oz pada setiap hari Minggu dan Rabu, " ujar juru bicara militer Israel.
Atas kondisi ini, Maliha meminta Uni Eropa dan otoritas Palestina untuk segera turun tangan, karena situasi ini akan menimbulkan konsekuensi negatif buat Gahza, khususnya bagi rumah-rumah sakit.
Saat ini, jumlah penduduk Jalur Ghaza sekitar 1, 5 juta jiwa, salah satu kota yang penduduknya paling padat di dunia. Sebagian besar dari mereka kini hidup dalam "kegelapan."
Sementara itu, pasukan Israel melakukan serangan ke kota Jenin, Tepi Barat hari jumat kemarin, yang menewaskan dua warga Palestina dan melukai enam orang.
Aparat keamanan Palestina menginformasikan, telah terjadi baku tembak antara pasukan Israel dan para pejuang Palestina di desa Kafr Dan.
Brigade Abu Amar, milisi Fatah menyatakan bahwa salah seorang korban tewas adalah anggota pasukannya.
Pada saat yang sama, pesawat tempur Israel menembakkan dua misilnya ke utara Gahza, ke sebuah lokasi yang diklaim sebagai tempat peluncuran roket pejuang Palestina.
Sumber Hamas mengatakan, roket-roket Israel itu luput mengenai sasaran dan mereka melakukan serangan balik dengan menembakkan roket ke arah Israel. Namun roket itu tidak menimbulkan korban jiwa. (ln/aljz)