Israel Hentikan Lagi Pasokan Bahan Bakar untuk Lumpuhkan Hamas

Rejim Zionis Israel kembali menghentikan pasokan bahan bakar ke Jalur Ghaza pada Kamis (10/4), sebagai balasan atas serbuan pejuang Hamas ke terminal perbatasan Nahal Oz. PM Israel Ehud Olmert mengatakan, penghentikan pasokan bahan bakar itu dilakukan untuk melumpuhkan Hamas.

Perbatas Nahal Oz adalah satu-satunya perbatasan yang digunakan untuk menyalurkan pasokan bahan bakar dari Israel ke Jalur Ghaza. Dalam serbuan hari Rabu kemarin, tiga warga Israel, dua warga sipil Palestina dan dua pejuang Hamas tewas.

"Israel akan menyerang Hamas dengan cara ini (menghentikan pasokan bahan bakar), agar mereka tidak bisa melakukan serbuan seperti hari ini, " tukas Olmert.

Namun Olmert menyatakan bahwa pihak Israel akan tetap melakukan dialog yang serius dan bertanggung jawab untuk mencapai kesepahaman dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sementara itu, Pusat Informasi Intelejen dan Terorisme-lembaga think-tank Israel yang beranggotakan mantan pejabat keamanan Israel-menyatakan bahwa Hamas mampu membuat persenjataan termasuk roket-roket jarak jauh dan senjata anti-tank, atas bantuan Iran dan Suriah.

Laporan lembaga itu juga menyebutkan bahwa Hamas mampu mengerahkan 20 ribu pejuangnya, yang sebagian dilatih di Iran, untuk mengkampanyekan wacana menangkis serangan Israel.

Uni Eropa, yang membantu pasokan bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Ghaza, juga menghentikan pasokan bahan bakar melalui perbatasan Nahal Oz ke Jalur Ghaza. Namun pejabat Uni Eropa mengatakan, pasokan akan dikirim kembali sebelum hari Minggu lusa.

Masih menurut pejabat Uni Eropa, militer Israel memutuskan untuk mengkaji kembali "sistem keamanan secara keseluruhan dan itu akan memakan waktu selama beberapa hari. Setelah pengkajian selesai, Uni Eropa akan kembali memasok bahan bakar dan saat ini, pembangkit listrik di Ghaza masih memiliki cukup bahan bakar untuk satu minggu. (ln/alaraby)

Israel Hentikan Lagi Pasokan Bahan Bakar untuk Lumpuhkan Hamas

Rejim Zionis Israel kembali menghentikan pasokan bahan bakar ke Jalur Ghaza pada Kamis (10/4), sebagai balasan atas serbuan pejuang Hamas ke terminal perbatasan Nahal Oz. PM Israel Ehud Olmert mengatakan, penghentikan pasokan bahan bakar itu dilakukan untuk melumpuhkan Hamas.

Perbatas Nahal Oz adalah satu-satunya perbatasan yang digunakan untuk menyalurkan pasokan bahan bakar dari Israel ke Jalur Ghaza. Dalam serbuan hari Rabu kemarin, tiga warga Israel, dua warga sipil Palestina dan dua pejuang Hamas tewas.

"Israel akan menyerang Hamas dengan cara ini (menghentikan pasokan bahan bakar), agar mereka tidak bisa melakukan serbuan seperti hari ini, " tukas Olmert.

Namun Olmert menyatakan bahwa pihak Israel akan tetap melakukan dialog yang serius dan bertanggung jawab untuk mencapai kesepahaman dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sementara itu, Pusat Informasi Intelejen dan Terorisme-lembaga think-tank Israel yang beranggotakan mantan pejabat keamanan Israel-menyatakan bahwa Hamas mampu membuat persenjataan termasuk roket-roket jarak jauh dan senjata anti-tank, atas bantuan Iran dan Suriah.

Laporan lembaga itu juga menyebutkan bahwa Hamas mampu mengerahkan 20 ribu pejuangnya, yang sebagian dilatih di Iran, untuk mengkampanyekan wacana menangkis serangan Israel.

Uni Eropa, yang membantu pasokan bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Ghaza, juga menghentikan pasokan bahan bakar melalui perbatasan Nahal Oz ke Jalur Ghaza. Namun pejabat Uni Eropa mengatakan, pasokan akan dikirim kembali sebelum hari Minggu lusa.

Masih menurut pejabat Uni Eropa, militer Israel memutuskan untuk mengkaji kembali "sistem keamanan secara keseluruhan dan itu akan memakan waktu selama beberapa hari. Setelah pengkajian selesai, Uni Eropa akan kembali memasok bahan bakar dan saat ini, pembangkit listrik di Ghaza masih memiliki cukup bahan bakar untuk satu minggu. (ln/alaraby)