Israel makin berani melakukan perusakan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Al-Aqsa Foundation melaporkan, buldoser-buldoser Israel mulai menghancurkan bagian-bagian gedung Dewan Tertinggi Islam yang terletak di dekat Masjid suci ketiga bagi umat Islam itu.
Menurut Al-Aqsa Foundation, buldoser-buldoser Israel telah menghancurkan bagian depan gedung di sisi barat dan selatan, serta sejumlah ruangan di gedung yang terletak hanya beberapa meter dari dinding Al-Buraq dekat pintu gerbang Jaffa di Kota Tua, Yerusalem Timur.
"Bangunan-bangunan itu runtuh akibat perang yang kejam yang dilakukan oleh institusi-institusi Israel, dalam rangka Yudaisasi Yerusalem dan memusnahkan semua peradaban Arab dan Islam, " demikian pernyataan Al-Aqsa Foundation.
Yayasan itu juga menyatakan bahwa didekat gedung Dewan Tertinggi Islam, orang-orang Israel membangun sejumlah apartemen bergaya Barat, yang model arsitekturnya sangat tidak mencerminkan arsitektur gaya Arab-Islam.
Sejak menduduki wilayah Yerusalem Timur, selama puluhan tahun Israel secara sepihak menguasai sejumlah bangunan Islam bersejarah milik bangsa Palestina. Sebagai upaya untuk mem-Barat-kan kawasan Kota Tua, orang-orang Israel sengaja menjual gedung-gedung tua bersejarah di kawasan itu ke orang-orang Yahudi Amerika, yang kemudian diubah menjadi gedung-gedung apartemen mewah.
Otoritas Israel juga menghancurkan rumah-rumah milik warga Palestina, dengan alasan tidak memiliki izin pembangunan rumah.
Salah seorang warga Palestina yang menjadi korban baru-baru ini adalah Nawaf Muhammad Al-Shalaldeh. Rumahnya di Al-Tur, sebelah timur Kota Tua, dihancurkan oleh otoritas Israel karena dituduh tidak memiliki izin. Padahal rumah itu baru selesai dibangun, dan Shalaldeh bersama isteri dan tujuh anaknya, baru saja memindahkan sebagian barang-barang milik mereka ke rumah itu.
Gencatan Senjata
Sementara itu, perkembangang terakhir di Palestina, sejumlah faksi pejuang Palestina menyatakan bersedia kembali pada komitmen gencatan senjata di Jalur Gaza. Namun mereka menegaskan akan melanjutkan serangan roketnya, jika Israel tidak menghentikan operasi militernya di Gaza dan Tepi Barat.
Sumber-sumber di Palestina mengungkapkan, pesan itu disampaikan pada Israel melalui mediator Mesir, yang berusaha keras mencegah berlanjutnya konfrontasi antara sayap militer Hamas dengan pasukan Israel.
"Mayor Jenderal Burhan Hammad, utusan mesir yang menjadi mediator, telah menginformasikan pada Israel tentang komitmen baru faksi-faksi pejuang Palestina. Hammad juga menekankan bahwa faksi-faksi pejuang Palestina juga meminta Israel menjaga ketenangan di Gaza dan Tepi Barat, " kata sumber tadi.
Seperti diketahui, hari Selasa kemarin, sayap militer Hamas Brigade Izzadin al-Qassam menyatakan berakhirnya gencatan senjata dengan Israel di Gaza dan menembakkan roket-roket mereka ke arah Israel. Al-Qassam mengambil langkah itu, sebagai balasan atas terbunuhnya sembilan warga Palestina akibat operasi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Merespon hal itu, PM Ehud Olmert sudah memberi lampu hijau untuk menggelar operasi militer terbatas ke Gaza. Dan untuk mengantisipasi serangan Israel, sayap militer Hamas sudah mengambil posisi di dekat perbatasan Gaza-Israel. Mereka berlindung di balik pepohonan.
"Musuh Zioinis harus paham bahwa pemikiran-pemikiran untuk menyerang Jalur Gaza akan membuka pintu ‘neraka’ dan ratusan roket akan diluncurkan ke kota Sderot dan Ashkelon (kota-kota di selatan Israel) serta kota-kota lainnya, " tegas juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida. (ln/arabnews)