Israel Halangi Bantuan Internasional untuk Rakyat Libanon

Kordinator bantuan darurat PBB, Jan Egeland mengecam Israel yang tidak memberikan akses penyaluran bantuan bagi rakyat Libanon.

Ia juga menyerukan bantuan segera sebesar 100 juta dollar untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Libanon akibat agresi Israel.

"Sejauh ini, Israel tidak memberikan akses pada kami. Padahal krisis kemanusiaan jelas-jelas terbentang di Libanon," kata Egeland pada para wartawan saat meninjau selatan kota Beirut yang porak-poranda oleh bom dan misil-misil Zionis Israel.

Egeland mengatakan, PBB merencanakan akan memberikan bantuan dengan menggunakan truk-truk dan kapal laut ke Beirut dan kota Tyre. "Kami secara khusus mengkhawatirkan kondisi di wilayah Beirut dan wilayah selatan Libanon," ujar Egeland.

"Ada korban luka yang tidak mendapatkan perawatan yang cukup. Banyak orang yang tidak mendapatkan air minum yang aman. Dan yang terpenting dan utama sekali adalah, puluhan ribu orang yang kini terperangkap atau berada di wilayah pertempuran," sambungnya.

Egeland mengungkapkan keyakinannya bahwa militer Israel akan melakukan taktik yang tidak akan membawa upaya solusi dari krisis yang terjadi.

"Korban telah banyak berjatuhan dan tidak ada upaya solusi di selatan. Tidak ada solusi militer dalam persoalan ini, yang mungkin adalah solusi politik. Serangan bom yang bertubi-tubi yang telah kita saksikan di sini dari satu blok ke blok lainnya sudah sampai pada tingkat bahwa ini semua harus dihentikan," tandasnya.

Egeland menegaskan bahwa Israel sudah melanggar hukum kemanusiaan internasional. "Ini sangat mengerikan. Saya tidak tahu, dari blok ke blok adalah rumah-rumah penduduk. Ini adalah sebuah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional. Ini lebih besar, lebih luas dari apa yang bisa saya bayangkan," tegas Egeland prihatin.

Serangan Israel sepanjang Minggu (23/7) ke Beirut dan Libanon selatan makin menggila dan menyebabkan lima warga Libanon tewas. Sehingga jumlah korban tewas di kalangan warga Libanon, diperkirakan lebih dari 360 orang sejak kaum Zionis menyerang negeri itu.

Serangan udara Israel pada Minggu pagi, menghantam daerah pinggiran di kawasan Beirut dan kota Sidon di selatan Libanon, menghancurkan sebuah masjid dan melukai empat orang.

Sementara serangan ke Bekaa Valley di timur Libanon, menghancurkan tiga pabrik, sebuah rumah dan sejumlah jembatan serta melukai tujuh orang.

Sekitar 500 ribu orang di selatan Libanon mengungsi dan sebagian lainnya, terutama di desa-desa di kawasan perbatasan, terperangkap oleh serangan-serangan brutal Israel.

Seorang jenderal Israel menyatakan, pasukannya berhasil menguasai wilayah Maroun al-Ras, sebuah desa di perbatasan yang sangat strategis karena letaknya di atas perbukitan. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh juru bicara Pasukan Sementara PBB (UNIFIL) di Lebanon, Milos Sugar.

Di sisi lain, Hizbullah juga menembakkan sejumlah roket pada Sabtu malam ke Haifa, menewaskan dua orang Israel dan melukai 14 orang lainnya.

Para pejabat Israel, seperti dikutip harian Haaretz mengungkapkan, hampir setengah warga Haifa kini mengungsi untuk menghindari serangan roket Hizbullah.

Mereka juga menyatakan, sekitar 1.100 roket telah menghantam Israel utara dan menewaskan 15 warga sipil dan sedikitnya, 24 tentara Israel juga tewas sepanjang pertempuran dengan para pejuang Hizbullah. (ln/iol/aljz)