Israel Gelar Latihan Perang Besar-Besaran, Suriah dan Libanon Waspada

Libanon dan Suriah memerintahkan militernya untuk bersiaga penuh, menyusul dimulainya latihan militer Israel pada hari Minggu (6/4). Israel akan melakukan latihan berskala nasional itu selama lima hari dengan melibatkan seluruh jajaran angkatan bersenjatanya. Latihan dilakukan dengan cara simulasi serangan udara dan misil ke kota-kota di Israel termasuk serangan dengan menggunakan senjata non-konvensional.

Perdana Menteri Libanon, Fuad Siniora mengingatkan bahwa Israel bisa saja mengeksploitasi latihan militernya itu dengan melakukan tindakan tak terduga untuk memicu timbulnya ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara. Siniora dalam pernyataan resminya, meminta gugus tugas pasukan perdamaian PBB yang ada di perbatasan "agar berhati-hati" dan tidak berpikir bahwa Israel tidak akan melakukan manuver "untuk melakukan operasi yang bisa memicu ketegangan."

Sementara itu, menurut penjelasan militer Israel hari Sabtu kemarin, latihan yang dilakukan pada hari Minggu kemarin berupa simulasi peringatan dini dan upaya penyelamatan jika kota-kota Israel mendapat serangan senjata biologi dan kimia. Jika serangan itu terjadi, pihak berwenang Israel akan membunyikan sirene tanda bahaya di seluruh wilayah Israel dan anak-anak sekolah mempraktekkan bagaimana cara mereka berlindung dari serangan tersebut.

Seluruh rumah sakit, pasukan cepat tanggap militer, dewan kota dan kantor-kantor kementerian diikutsertakan dalam simulasi yang tutorialnya juga akan disebarluaskan melalui televisi. Militer Israel menyatakan, latihan simulasi itu merupakan bagian dari rencana kerja dari angkatan bersenjata Israel sepanjang tahun 2008 dan bukan dimaksudkan untuk melakukan balas dendam atas peristiwa-peristiwa yang dialami Israel, terutama pertikaian rejim Zionis itu dengan Suriah dan Libanon. Meski demikian, banyak kalangan terutama di Suriah dan Libanon meyakini bahwa latihan itu hanya kamuflase persiapan perang Israel terhadap kedua negara tersebut. (ln/al-arby)