International Institute of Strategic Studies mempekirakan sampai saat ini Israel sudah memiliki lebih dari 200 senjata berkepala nuklir. Ini menjadikan Israel sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki kekuatan nuklir dan menjadi negara ke-6 di dunia yang memiliki senjata nuklir.
Pemimpin redaksi Jane’s Nuclear, Biological and Chemical Defense John Eldridge mengungkapkan, jumlah senjata berkepala nuklir milik Israel bahkan dipekirakan sudah mencapai 300 buah. Perkiraan itu berdasarkan pada ‘ kapasitas produksi dari reaktor nuklir Israel,’
Belum lagi misil-misil dari darat ke darat, yang terdiri dari misil jarak dekat Jericho 1 dan misil jarak sedang Jericho 2 sebagai pendukung strategi kekuatan Israel, belum diketahui jumlah pastinya.
Israel sejak akhir 1990-an juga sudah memiliki tiga kapal selam kelas Dolphin bertenaga diesel. Masing-masing kapal selam mampu bertahan di dalam air selama satu bulan dan punya kapasitas untuk menembakkan torpedo.
Surat kabar Washington Post bahkan pernah menurunkan laporan bahwa Israel berhasil memodifikasi misil buatan AS. Misil itu mampu membawa kepala nuklir yang diluncurkan dari dalam air.
Selama ini Israel selalu bersikap ambigu terhadap prorgam nuklirnya. Israel tidak mengiyakan dan juga tidak membantah jika masalah program nuklirnya dipertanyakan.
Menurut organisasi advokasi Nuclear Threat Initiative, kekuatan senjata nuklir Israel baik dari segi kualitas maupun jumlahnya, hampir sama dengan yang dimiliki Perancis dan Inggris. Sebuah dokumen Inggris yang baru terungkap belum lama ini menyebutkan, Inggris sudah membantu Israel membuat bom atom sejak 40 tahun yang lalu.
Reaktor nuklir Israel dibangun di dekat kota Damona di gurun Negev atas bantuan Perancis. Masalah nuklir Israel sempat memanas ketika seorang mantan teknisi di reaktor nuklir itu, Mordechai Vanunu dijebloskan ke penjara selama 18 tahun oleh pemerintah Israel karena dianggap sudah membocorkan program nuklir Israel.
Vanunu dalam wawancara dengan Sunday Times pada 1986 menyatakan bahwa dirinya punya bukti bahwa Israel memiliki dan memproduksi senjata nuklir.
Sekjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Muhammad ElBaradei sudah berulang kali meminta Israel menghentikan pembuatan senjata nuklir rahasianya untuk menghindari terjadinya perlombaan senjata di Timur Tengah. Israel tidak ikut menandatangani kesepakatan non proliferasi nuklir.
Keberadaan senjata nuklir Israel meski nyata terkesan tidak bisa tersentuh karena selalu dilindungi oleh sekutunya Amerika Serikat. Badan intelejen AS sengaja tidak mencantumkan Israel dalam laporannya ke Kongres tentang negara-negara yang diidentifikasi membuat senjata pemusnah massal, agar Israel terhindar dari sangsi ekonomi atau militer. Sungguh berbeda dengan kampanye AS yang mencurigai program nuklir Iran. Lagi-lagi standar ganda AS. (ln/iol)