Pertukaran tahanan yang disyaratkan Hamas untuk membebaskan Gilad Shalit ternyata cukup membuat para pejabat tinggi Israel pusing. Sulit bagi Israel untuk menerima persyaratan Hamas demi membebaskan satu orang prajuritnya yang sudah tiga tahun berada dalam tawanan para pejuang Palestina.
Rapat marathon antara PM Israel Benjamin Netanyahu dan tujuh menteri bidang keamanannya sejak hari Minggu (20/12) dan baru berakhir Selasa dinihari, tidak menghasilkan kesepakatan apapun alias menemui jalan buntu apakah Israel akan menerima syarat pertukaran 1.000 tahanan Palestina yang diajukan Hamas untuk membebaskan Shalit.
Laporan Al-Jazeera dari Yerusalem menyebutkan bahwa terjadi perdebatan keras dalam rapat kabinet yang berlangsung selama hampir 48 ham itu. Selama rapat, terjadi sedikitnya lima kali break karena tidak juga tercapai kesepakatan dan tetap menemui jalan buntu sampai rapat berakhir.
Dan dalam pernyataan resmi usai rapat kabinet tersebut, kantor perdana menteri Israel hanya menginstruksikan agar tim negosiasi pembebasan Shalit melanjutkan upayanya untuk memulangkan Shalit dengan selamat.
Di tengah berlangsungnya rapat kabinet, Netanyahu sempat menemui orangtua Shalit yang meminta agar para menteri Israel menerima tawaran pertukaran tawanan yang diajukan Hamas untuk membebaskan puteranya.
"Saya berharap mereka menghasilkan keputusan hari ini. Mereka pasti tahu bahwa keputusan ini akan menentukan nasib Shalit apakah akan tetap hidup atau mati," kata Aviva Shalit, ibu Gilad Shalit.
Pada saat yang sama, di luar kantor perdana menteri Israel, puluhan pengunjuk rasa mendesak kabinet Netanyahu untuk membuat kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas. (ln/aljz)