Pasukan Israel menculik dua anggota legislatif dari Hamas di Tepi Barat, Senin (12/11). Dengan penculikan ini, maka jumlah anggota legislatif asal Hamas yang diculik rejim Zionis Israel mencapai 41 orang.
Kebanyakan dari mereka ditangkap tanpa alasan yang jelas pascapenculikan prajurit Israel Gilad Shalit di Jalur Ghaza tahun 2006 lalu.
Menurut seorang pejabat Hamas di Tepi Barat, Faraj Romaneh, dua anggota legislatif asal Hamas yang diculik bernama Mariam Saleh dari Ramallah dan Khaled Tafesh dari Bethlehem. Mariam Saleh adalah anggota legislatif perempuan asal Hamas pertama, yang ditangkap Israel.
Sementara itu, surat kabar yang terbit di Israel Haaretz melaporkan bahwa Israel kemungkinan akan membebaskan 400 tahanan Palestina, menjelang pelaksanaan konferensi Annapolis. Padahal Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta pembebasan 2. 000 tahanan dari 11. 000 tahanan Palestina yang ada di penjara-penjara Israel, sebelum pelaksanaan konferensi Annapolis akhir bulan ini.
Haaretz juga menyebutkan, militer Israel menolak untuk menghapus lebih dari 500 penghalang jalan dan pos-pos pengamanan di Tepi Barat, dengan alasan khawatir akan adanya serangan-serangan yang akan mengganggu jalannya konferensi.
Sementara itu, juru bicara Fatah Fahmi Za’areer menyatakan bahwa rejim Zionis Israel terbukti tidak tertarik dengan pembicaraan damai dengan Palestina. Ini terlihat dari sikap Israel yang melarang juru runding Palestina Ahmed Qureia dan timnya masuk ke Al-Quds. Israel, kata Za’areer, ingin menunjukkan bahwa mereka lebih berkuasa dalam setiap negosiasi damai.
"Rejim Zionis berupaya mendiskreditkan tim negosiasi Palestina di hadapan rakyat Palestina, " tukas Za’areer.
Hal serupa ditegaskan Qureia yang mengatakan bahwa Israel sengaja menghalang-halangi pelaksanaan konferensi Annapolis dan tidak punya niat baik untuk menjaga komitmennya bagi proses perdamaian. (ln/presstv)