Israel mengerahkan kapal-kapal perangnya untuk mencegat kapal kargo milik Libya agar tidak masuk ke perairan Gaza. Padahal kapal kargo Libya itu hanya ingin mengirimkan bantuan makanan seberat 3.000 ton untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
Menurut anggota parlemen Palestina, Jamal Khodary yang mengetuai kampanye anti-blokade Israel, kapal-kapal perang Israel menghentikan kapal Libya beberapa kilometer dari pantai Gaza dan memerintahkan kapal itu kembali ke pelabuhan El-Arish di Mesir.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor atas pengusiran kapal Libya itu mengatakan, siapa saja boleh mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza asalkan berkordinasi dengan Israel dan harus melalui perbatasan-perbatasan umum, bukan lewat laut.
Kapal kargo milik Libya adalah kapal pertama milik negara Arab yang mencoba menembus blokade Israel di Jalur Gaza lewat laut, seperti yang dilakukan oleh para aktivis Eropa dan aktivis Palestina yang tergabung dalam gerakan Free Gaza Movement beberapa waktu lalu.
Kapal kargo itu disewa oleh organisasi Libyan Fund for Aid and Development yang berbasis di Afrika, untuk membawa 1.200 ton beras, 750 ton susu, 500 ton minyak sayur, 500 ton tepung dan 100 ton obat-obatan untuk meringankan penderitaan warga Gaza yang masih berada dibawah blokade Israel.
Israel bisa saja dengan entengnya mengatakan semua bantuan harus melewati perbatasan darat, padahal rezim Zionis itu menutup semua akses perbatasan bagi semua jenis bantuan yang akan masuk ke Jalur Gaza.
Desakan agar blokade Israel segera diakhiri juga disampaikan oleh Presiden Suriah, Bashar al-Assad pada Prancis dan Uni Eropa. Dalam pertemuan dengan dua utusan Prancis hari Minggu kemarin, Presiden Assad meminta Prancis yang saat ini menjabat sebagai ketua Uni Eropa, untuk ikut berperan menekan Israel agar mengakhiri blokadenya terhadap warga Jalur Gaza.
Blokade Israel atas wilayah itu telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di Palestina. Warga Gaza kini hidup tanpa persediaan kebutuhan dasar mereka, seperti makanan dan obat-obatan. Kondisi mereka makin parah dengan serangan-serangan temporer yang dilakukan tentara-tentara Zionis di perbatasan Gaza. Serangan itu memicu aksi balasan pejuang Palestina yang kemudian dijadikan alasan oleh Israel untuk lebih menekan Gaza. (ln/aby/aljz/prtv)